42 > Zero

776 98 15
                                    

• • • * * * • • •

Rendy datang hanya sendiri ke tempat tongkrongan Marvel dulu, namun sang pimpinan sudah tidak pernah datang.

"Mau apa lo kesini?!" tanya Oza.

"Gue mau ngomong sama Laras. Dia bilang ada disini."

Laras maju kedepan. "Ikut gue." tak lupa Laras menarik Oza untuk ikut bicara dengan Rendy.

Setelah berada ditempat yang sepi Rendy langsung buka suara. "Ras, gue udah nemuin Zeera. Tapi dia bilang jangan kasih tau Marvel gue nggak tau lagi harus lakuin apa biar hubungan mereka bisa balik kaya dulu. Gue nyesel banget ngerusak hubungan mereka."

"Zeera nggak mau Marvel tau kebenarannya? Kenapa ya?"

"Ya karna lo kelamaan anjing! Semuanya udah berubah, lo baru dateng!"

"Lo nggak tau apa yang udah gue alamin sampe gue nyesel."

"Pantes, pasti ada yang bikin lo jera, nggak mungkin lo nyesel sendiri. Apa yang bikin lo nyesel sekarang?" tanya Laras penasaran.

Rendy membuka mata, dirinya entah berada dimana. Ini seperti tempat yang sudah diterpakai, gudang entahlah. Tunggu, ia berdiri terbalik?

Namun setelah menyadari bahwa kakinya teringkat keatas membuatnya menjadi jungkir balik, dengan kedua tangan terikat kebelakang.

Mulut nya terbungkam oleh solatip tebal. "Sialan, siapa yang berani ngelakuin ini sama gue?!" umpatnya dalam hati.

Dua pria datang, salah satunya membawa tongkat baseball. Melihat itu sedikit menyentil ketakutannya.

"Mmm...!" hanya pekikkan tertahan yang keluar dari Rendy.

"Biarkan dia bicara." perintah pria yang mungkin bos dari satunya.

"Bangsat! Sialan mau apa kalian?!"

"Kamu mau tau saya siapa? Baik akan saya beritahu, saya papanya Zeera. Kamu kenal Zeera anak saya? Dan saya nggak rela anak saya diperlakukan bagai rendahan sama bocah kunyuk kaya kamu!"

"Pukul dia." titah itu membuat teriakkan kencang keluar dari mulut Rendy.

"Arghhhh... Saya nggak kenal Zeera, Om!"

Pak Arya mendesis. "Masih nggak mau ngaku. Pukul dia sampai saya bilang berhenti."

"Anjing.... Ahkkk!"

Pak Arya mengangkat tangan menyuruh berhenti. Lalu ia merogoh saku mengambil selembar foto dimana Zeera dan Rendy yang sedang tidur bersama.

"Masih bilang nggak kenal? Saya mau nanya, kenapa kamu sebarin hal privacy kaya gini? Kamu mau buat anak saya kenapa?! Dikeluarin dari Sekolah?"

"Astaga! Om, bukan saya yang nyebarin!"

"Pukul dia sampai dia ngaku!"

Darah mulai keluar dari mulut Rendy karena perutnya terus terkena pukulan tongkat.

"Pukul terus, siapa yang nyuruh berhenti."

"Om berhenti dulu."

Pukulan berhenti membuat Rendy mendapat kesempatan untuk bicara. "Saya ngaku yang ngejebak Zeera, saya juga nyebarin fotonya. Tapi saya lakuin itu bukan karna Zeera, tapi karna pacarnya.. Ahkk!" darah semakin banyak keluar karena Rendy terlalu banyak bicara.

"Bukan kamu yang hamilin Zeera?"

Rendy menggeleng lemah, lalu pingsan karena tidak sanggup menahan sakit terlalu lama.

MARVELOUS ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang