CHAPTER 4

38.1K 3.4K 150
                                    

HAPPY READING

🌵

Pagi ini terasa sangat cerah, dengan senyum yang merekah, Yoza berdiri di depan cermin besarnya.

"Masyaallah, semakin cantik saja diriku ini," cetusnya menatap pantulan dirinya di cermin. "Ini mah gue udah setara sama Bae Suzy, ga heran Ayres tergila-gila sama gue."

Yoza membolak-balikkan tubuhnya di depan cermin. "Tapi badan gue kurus banget sih, harus DM Mbah dukun lagi nih, susuk gue udah lepas kebawa operasi," cetus Yoza lagi seperti orang gila. Berbicara sendiri, memuji diri sendiri.

"Orang gila dari mana ini?"

Tubuh Yoza berbalik sempurna, dia melotot menatap Rafi yang berdiri di depan pintu kamarnya. "Ngomong apa barusan?" Tanya Yoza.

"Orang gila," jawab Rafi.

"Siapa orang gila?" Tanya Yoza lagi.

"Itu, di cermin."

Yoza otomatis menoleh kearah cermin dan kembali melotot, bisa-bisanya dia terbodohi. Jelas saja cermin itu menampakkan dirinya sendiri. "Sembarangan, ga boleh gitu. Secantik bidadari begini di bilang orang gila," sungut Yoza.

Rafi tidak membalas, dia pergi dari sana membuat Yoza menghentakkan kakinya kesal. "Dasar bayi Titan," cibirnya kembali menatap cermin.

Yoza menyemprotkan parfum kesukaannya. "Kayaknya harus mandi bunga lagi nih, biar wangi gue memancar keseluruhan penjuru sekolah bahkan dunia. Kan, lumayan bisa narik perhatian para laki-laki tampan," racaunya sambil menyambar tas dan turun ke bawah.

"Good morning!" Sapa Yoza.

"Good morning, dear."

Yoza duduk di samping Rafi yang sibuk dengan sarapannya. Tapi anak itu tiba-tiba menjatuhkan sendoknya dan menutup hidung. "Kakak kok bau banget?" Tanya Rafi.

"BAU APA?" tanya Yoza tak santai. "Kakak udah pakek parfum."

"Kebanyakan, Rafi pusing," jawab Rafi.

"Masa sih?" Beo Yoza.

"Kayaknya emang kebanyakan deh, Za. Papi aja ga tahan," cetus Bagas membuat Yoza mendengkus kesal.

"Ih, serius?" rengek Yoza. "Masa sih bikin pusing?"

Renata tersenyum. "Engga kok, sayang. Mending kamu sarapan buruan, nanti telat."

Dalam diam Yoza menyuap nasi goreng ke mulutnya. Perasaan dia hanya menyemprotkan parfum beberapa kali, yaa walaupun mungkin tadi sedikit khilaf.

"Ga masalah, gue tetap cantik," batinnya.

Yoza berangkat bersama Bagas dan Rafi, semalam Ayres memaksa ingin menjemput tapi Yoza menolak. Dia bilang ingin berangkat bersama ayahnya saja, toh mereka juga akan bertemu di sekolah.

Seperti sekarang, Yoza tengah tersenyum memperhatikan jalanan, meski hanya sebulan tapi Yoza akui dirinya sangat rindu dengan suasana Jakarta.

Mobil berhenti tepat di depan sekolah Rafi, Bagas turun untuk mengantar Rafi menemui gurunya. Karena Rafi sudah banyak mengambil libur, sedangkan Yoza juga ikut turun. Melihat ayahnya tengah berbincang bersama wali kelas Rafi di depan sekolah.

Mata Yoza mengelilingi jalan, dia cukup senang bisa kembali ke sekolah. Beberapa detik kemudian, mata Yoza menangkap seorang gadis yang tengah berdiri menunggu bis.

Senyum Yoza mengembang, dia segera menghampiri ayahnya. "Pi, Yoza berangkat sama teman Yoza, oke. Assalamualaikum," pamit Yoza yang langsung berlari kearah halte tanpa mendengar panggilan ayahnya.

ADORE U [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang