CHAPTER 20

27.4K 3.3K 507
                                    

HAPPY READING

🌵

"SAKAAA! MINTA RAMBUTAN DONG," teriak Yoza berdiri di pinggir pagar rumah Saka.

"Eh, Yoza. Kenapa?"

Yoza tersenyum. "Halo Tante Maira yang cantik. Boleh minta rambutan gak?" tanya Yoza dengan cengiran kudanya.

"Boleh kok, ambil aja. Gilang mana? Kamu bisa ambil sendiri?"

"Gilang bakal nyusul, dia lagi kebelet ee."

"Pohonnya tinggi, kamu tunggu disini aja. Biar Tante panggil Saka," kata Maira masuk ke dalam rumahnya.

Yoza tersenyum sambil menunggu. Tak lama kemudian, Saka muncul dengan wajah yang tertekuk.

Dia bersedekap dada menatap Yoza dengan kesal. "Mau ngapain sih lo? Rumah gue bukan tempat bagi-bagi sedekah."

"Minta rambutan," jawab Yoza dengan cengiran.

"Katanya banyak duit, beli rambutan aja gak bisa."

"Gak boleh pelit sama tetangga," kata Yoza santai. Dia menarik tangan saja menuju belakang rumah. "Ayo buruan."

Saka tersungut menahan kesal, dengan penuh gerutuan dia berjalan mengikuti Yoza. Kalau bukan karena maminya, Saka tak akan mau di perintah seperti ini.

"Manjat," kata Yoza mendorong tubuh Saka ke dekat pohon.

"Enak aja," sentak Saka. "Lo yang mau makan, lo yang manjat sendiri. Udah nyusahin, gak tau diri pula."

Yoza mendengkus, tapi benar juga. Sudah minta tapi tak tahu diri, itulah yang Yoza pikirkan sekarang. Dengan senyum yang menampilkan deretan gigi putihnya, Yoza mendekati pohon.

Saka memandang remeh kepada Yoza, dia tak yakin Yoza benar-benar bisa sampai di atas. Tapi, belum satu menit berlalu. Saka sudah menganga melihat Yoza yang dengan santainya duduk di salah satu dahan. Bahkan gadis itu sudah mengunyah buah rambutan dari atas.

"Fyuuuh," Yoza melepeh kulit rambutan yang ada di mulutnya dan mendarat tepat di kepala Saka.

"Bangsat!" umpat Saka. "Jorok banget sih lo."

Tapi, Yoza tetaplah Yoza. Dia tak menghiraukan kekesalan Saka dan tetap sibuk dengan rambutan di mulutnya.

"Rezeki emang gak kemana," cetus Yoza sibuk memetik rambutan dan memasukkan ke kantong celana.

"Jangan maruk, bagi gue juga."

Yoza menunduk untuk melihat Saka, senyumnya terukir jelas. "Apa kata lo?" tanya Yoza.

"Gue juga mau, lempar sini."

"Oke, tangkap."

Saka mengadahkan tangannya bersiap menangkap rambutan, tapi saat buah itu sampai di bawah. Ternyata hanya ada kulitnya saja.

"Bangsat emang," umpat Saka sangat kesal.

Apalagi mendengar gelak tawa Yoza yang menggelegar. Rasanya ingin sekali dia melempar Yoza dengan batu hingga gadis itu jatuh terkapar di bawah.

Brukk

Setangkai rambutan mendarat tepat di kepala Saka, membuat laki-laki itu mengaduh kesakitan.

"YOZA ANJING, SAKIT BEGO!"

"Hahahaaa, muka lo jelek banget kalau begitu," tawa Yoza tak berhenti.

"Gue sumpahin lo jatuh," ketus Saka.

Yoza tersenyum miring. "Dih, paling juga jatuhnya ke bawah."

ADORE U [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang