CHAPTER 28

23.9K 3.3K 450
                                    

HAPPY READING

🌵

Drrrtt drrrtt

Handphone Vernon bergetar, laki-laki itu langsung mengangkat panggilan saat melihat nama Ayres tertera di layar handphonenya.

"Halo? Lo dimana? Hujan nih," kata Vernon langsung.

"Maaf mas! Pemilik hp ini terlibat kecelakaan."

"HAH?" teriak Vernon mengejutkan anak-anak yang ada di dalam markas.

"Kenapa sih teriak-teriak segala?" tanya Gilang heran.

"Tau tuh, bikin orang kaget aja. Lebay lo," cibir Kevin.

"YANG BENAR MAS? DIMANA?"

"Di jalan raya dekat lampu merah Juanda. Kecelakaan beruntun, Mas. Lima korban sudah di larikan ke rumah sakit."

"Astaghfirullahaladzim! Ayres sama Yoza kecelakaan," kata Vernon pada teman-temannya.

"YANG BENER DONG LO!" sentak Gilang. "JANGAN NGASAL."

"Dimana?" tanya Karsa cepat.

"VERNON!" sentak Catur saat Vernon malah termenung.

Tanpa suara, Vernon langsung berlari keluar markas. Tanpa menghiraukan hujan yang terus menerus turun, Vernon langsung mengendarai motornya pergi dari sana. Karsa dan yang lainnya langsung menyusul Vernon dengan cemas.

Saat mereka melewati area kecelakaan. Gilang langsung berhenti dan berlari mendekati mobil Iksan. Tapi, dia di halangi polisi karena mobil itu sudah di beri garis polisi.

"YOZAAA!" teriak Gilang menatap kondisi mobil Iksan yang hancur.

"Maaf! Anda tidak bisa mendekat," kata polisi itu.

Karsa dan yang lainnya ikut mendekati Gilang. Lutut mereka terasa lemas melihat kondisi mobil Iksan yang sangat hancur, bagian depan terlihat sangat tidak berbentuk. Sekitar lima meter dari sana, ada sebuah mobil yang terbalik, dan sebuah mobil lagi menabrak pembatas jalan. Tapi, jika di lihat, mobil itu sudah lebih dulu bertabrakan dengan mobil Iksan sebelum berhenti di pembatas jalan.

"Semua korban sudah di bawa ke rumah sakit, jika kalian adalah kerabat korban. Lebih baik kalian ke rumah sakit," kata polisi yang ada di sana.

Hujan yang mulai reda meski masih rintik-rintik itu terasa sangat menyakitkan. Air mata Gilang menyatu dengan air hujan yang membasahi wajahnya. Pikirannya tertuju pada Yoza, hanya Yoza. Bagaimana kondisi gadis itu, itulah yang Gilang pikirkan.

"Kita ke rumah sakit," ujar Fajar dengan cepat.

Mereka semua langsung kembali ke motor dan segera menuju rumah sakit.

Pikiran berkecamuk, tak ada yang tenang. Mereka semua mengendarai motor mereka dengan kecepatan tinggi, tanpa takut akan terjadi hal buruk tiba-tiba. Hanya membutuhkan waktu sekitar sepuluh menit, mereka sudah sampai di rumah sakit.

Langkah kaki mereka memecah keheningan malam di rumah sakit itu, guyuran hujan menambah suasana mencekam di sana.

"SUSTER! MANA SEPUPU SAYA?" teriak Gilang.

"Mas! Harap tenang. Jangan buat keributan," ujar salah satu perawat di sana.

"Gimana keadaan adik saya?" tanya Karsa.

"Maaf, Mas. Tapi, belum ada kepastian dari dokter. Biarkan pasien di tangani terlebih dahulu."

Ruang UGD di penuhi banyak orang. Ada dua orang tua yang sibuk menangis di kursi tunggu, sepertinya mereka keluarga dari salah satu korban. Ada dua orang polisi yang berada di sana juga.

ADORE U [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang