HAPPY READING
🌵
Bel pulang sekolah berbunyi beberapa menit yang lalu, Yoza langsung keluar bersama teman-temannya. Hari ini, dia membawa mobil sendiri.
Saat tiba di parkiran, masih ada Ayres yang menunggunya. "Balik sama Sandra?" tanya Ayres.
Yoza mengangguk. "Iya, ni bocah ngebet banget minta antar," jawab Yoza dengan Sandra yang hanya tersenyum lebar sambil menggandeng tangannya.
"Ya udah, hati-hati kalau gitu," kata Ayres mengantar Yoza masuk ke dalam mobil.
Setelah Yoza dan Sandra berada di mobil, Yoza berpamitan pada Ayres. "Gue duluan, lo hati-hati."
Ayres mengangguk.
Mobil Yoza meninggalkan kawasan sekolah, karena memang sekolah sudah terlihat sangat sepi membuat Ayres segera menghampirinya motornya.
"Kak Ayres," panggil Sania yang tiba-tiba muncul.
Ayres tak menghiraukan Sania sedikitpun, tapi Sania malah berdiri di depan motor Ayres membuatnya harus menunda niat untuk pulang.
"Apa?" tanya Ayres ketus.
Sania tersenyum karena Ayres mau melihatnya. "Sania ikut kakak ya--
"Gak," kata Ayres memotong ucapan Sania.
"Please kak, hari ini aja. Sania gak di jemput, lagian rumah kita searah," bujuk Sania.
Tapi Ayres tetap menolak. "Cari taksi, ojek, atau angkot. Gue bukan babu lo," jawabnya.
Sania tetap tak memberikan Ayres ruang untuk bergerak. "Kak, please. Rumah kita beneran searah, Sania gak berani naik angkot."
Ayres mendengkus kesal. Kenapa pula jadi dia yang di repot kan. "Ga peduli."
Sania tertunduk, dia menampakkan wajah sedihnya. Bahkan dia terlihat hendak menangis. "Sekali ini aja, kak."
"Ck, naik buruan," ketus Ayres. Dia tak suka melihat wanita memohon-mohon padanya.
Dengan cepat Sania naik ke motor Ayres, sudah Ayres duga. Gadis itu bahkan memeluk Ayres dengan erat, rasanya ingin sekali Ayres tabrakan motornya kembali ke truk. Sepanjang jalan, Ayres tak henti-hentinya menggerutu. Jika Yoza melihat ini, maka habislah riwayatnya.
"Yang di depan itu kak," kata Sania menunjuk sebuah rumah yang cukup besar.
Ayres menghentikan motornya tepat di depan rumah itu. Jika Ayres perhatikan, rumah Sania memang besar, tapi tidak sebesar rumah Yoza.
"Makasih ya kak," ucap Sania dengan senyum manisnya.
Ayres mendengkus. Dia hanya berdehem dan berniat untuk segera pulang.
"Gak mau mampir dulu kak?" tanya Sania.
"Gak usah, minggir."
"Sania," panggil seseorang dari dalam rumah. "Eh, ini siapa?"
"Mama, ini kak Ayres, Ma. Yang sering Sania ceritain itu," jawab Sania pada ibunya.
"Aduh, iya ya beneran ganteng," kata Sinta, ibu Sania.
Ayres mengernyit, padahal dia masih menggunakan helm. Bagaimana bisa ibu Sania menilai wajahnya.
"Mampir yuk," kata Sinta.
Ayres menggeleng. "Gak usah Tante, maaf. Saya permisi dulu," kata Ayres mencoba sopan.
"Lain kali aja deh, Ma. Hati-hati ya kak," kata Sania sok asik pada Ayres.

KAMU SEDANG MEMBACA
ADORE U [END]
Teen FictionSPIN OFF DARI MIYOZA! Disarankan untuk membaca cerita MIYOZA terlebih dahulu. Ini adalah perjalanan cinta dari seorang Ayres Dylan Atharazka bersama Miyoza Candrawama. Melalui berbagai hal yang bisa membuat mereka sadar bahwa hidup itu bukan seked...