CHAPTER 23

23.7K 3.1K 257
                                    

HAPPY READING

🌵

"Yoza gimana, Yah?"

"Yoza baik. Dia cuma butuh istirahat dan perutnya kosong, itu karena dia gak makan sama sekali," jelas Heru pada Ayres.

"Maaf, Yah!"

"Ayah khawatir, tentu saja. Ayah takut Yoza kenapa-kenapa, tapi ayah juga tidak bisa menyalahkan kamu. Kita tunggu Yoza sadar dan menjelaskan semuanya."

BRAKK

Pintu kamar inap Yoza di buka keras oleh Bagas yang datang bersama Renata dan Rafi.

"Yoza!" lirih Renata menghampiri Yoza.

"Gimana keadaannya?" tanya Bagas pada Heru.

"Baik. Dia cuma butuh istirahat saja."

Tiba-tiba Ayres berlutut di tempatnya, dia menunduk tepat di depan Bagas.

"Maafin Ayres. Maaf karena gak bisa jaga Yoza, maaf karena Yoza begini gara-gara Ayres."

Bagas marah, dia ingin mengamuk. Tapi, Bagas tak bisa melakukan itu. Bukan Ayres, ini bukan salah anak laki-laki di hadapannya ini. Dia tak bisa menyalahkan Ayres yang jelas saja juga menjadi korban dari semua masalah ini, dan Bagas belum tau apakah Ayres sudah mengetahui kebenaran tentang Jovita atau belum.

"Bangun, Ayres."

"Maaf!"

"Ayres! Bangun. Tidak ada yang menyalahkan kamu di sini," ujar Bagas dengan sangat tegas. "Kita tunggu Yoza sadar, Papi rasa dia akan mengatakan banyak hal."

"Kak!" panggil Rafi saat Yoza membuka matanya.

"Yoza!"

"Nak, gimana perasaan kamu? Ada yang sakit?" tanya Heru.

Yoza menggeleng.

"Sayang! Kamu gak kenapa-kenapa, kan?" tanya Renata.

Yoza kembali menggeleng. "Maaf, Mi. Maaf, Pi."

Renata memeluk Yoza. "Gak apa-apa, yang penting kamu selamat."

Sampai beberapa orang datang memenuhi kamar Yoza. Inti Grexda datang bersama yang lainnya.

"My Yoza!" panggil Sandra.

Belum sampai Sandra mendekati Yoza, Gilang sudah berdiri dan menatap Yoza dengan nyalang.

"BERHENTI, MIYOZA. BERHENTI BERTINGKAH! BERHENTI BERSIKAP KALAU LO BISA SEMUANYA, LO SELALU BUAT DIRI LO DALAM BAHAYA. BERHENTI BUAT GUE KHAWATIR, KARENA GUE BISA AJA JAUHIN LO DARI SEMUA YANG ADA DI SINI."

Bukan hanya Yoza, semua yang ada di sana diam mendengar teriakan Gilang.

"Bahkan gue bisa bikin lo dan Ayres pisah. Jadi, jangan sok kuat. Lo itu lemah, lo gak sekuat itu. Dengerin gue, Miyoza. Gue gak main-main kali ini."

Ayres menatap Gilang panik, bukan hanya Ayres. Ini pertama kalinya mereka mendengar Gilang memaki seseorang seperti ini, apalagi memaki seorang Yoza. Gilang sangat menyayangi Yoza, dia tak pernah kasar pada Yoza.

"Gilang!" tegur Heru. "Yoza baru aja sadar."

"Biar!" jawab Gilang. "Biar dia sadar kalau dia bukan Super Hero. Dia bukan Tuhan yang bisa ngelakuin apapun, dia terlalu banyak tingkah. Gilang muak."

Setelah mengatakan itu, Gilang keluar dari sana. Tak ada yang bersuara, hingga Heru ikut keluar menyusul Gilang.

Yoza menundukkan kepalanya, dia tak menatap siapapun. Matanya berkaca-kaca, dia terlihat sangat menyedihkan. Yoza mengerti, Gilang pasti benar-benar muak dengannya. Yoza menyesal, Yoza sakit mendengar semua kata-kata yang Gilang keluarkan.

ADORE U [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang