EKSTRA PART

27.4K 3.2K 400
                                    

Ini adalah cerita setelah perang Grexda yang di pimpin Miyoza

HAPPY READING

🌵

Bohong jika Yoza tidak marah. Dia sempat mengamuk seharian karena ternyata Ayres hanya memberinya harapan palsu. Setelah pesan yang Ayres kirim, Yoza pikir Ayres akan datang dengan cepat. Tapi, sudah lebih dari satu bulan dan Ayres belum juga menampakkan dirinya dan yang lebih menjengkelkan adalah ponsel milik Ayres tak kunjung aktif.

"Za!"

"Hm?"

"Mau belajar bareng?" tanya Gilang takut-takut.

Yoza menoleh. "Tumben!"

Laki-laki bongsor itu terkekeh, menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sama sekali. Sebenarnya dia hanya ingin mengembalikan Yoza yang dulu. Gilang pikir setelah kemenangan Grexda, Yoza akan kembali ceria. Tapi Gilang salah, Yoza masih saja pendiam, bahkan dia lebih sensi di banding kemarin-kemarin.

"Kan dua Minggu lagi kita ujian," cetus Gilang.

"Besok aja. Sekalian sama Sandra," balas Yoza merebahkan tubuhnya di kasur.

"Ayres pasti balik kok."

"Jangan sebut nama dia."

Diam. Tak ada yang bisa Gilang lakukan selain diam. Bahkan dia merasa tak tau harus apa lagi sekarang, serba salah dan selalu salah.

Tanpa mereka ketahui, seseorang tengah berdiri di depan pintu kamar Yoza sedari tadi. Niat hati ingin memberi kejutan tapi terhenti dan memilih untuk menyimak pembicaraan persepupuan itu. Hatinya cukup sakit saat mendengar Yoza tak ingin namanya di sebut, tapi dia jelas tau dan mengerti kalau gadisnya itu tengah marah.

Dengan segala keberanian. Ayres, laki-laki yang berdiri di depan pintu kamar Yoza masuk dan mengejutkan Gilang. Ayres segera memberi tanda diam kepada Gilang. Sungguh, ekspresi Gilang benar-benar terkejut.

"Uhm! Za gue turun dulu," ujar Gilang langsung berlari ke luar. Tapi sebelum itu dia menatap heran pada Ayres.

Ayres berdiri di depan Yoza. Kaki gadis itu menjuntai ke lantai dengan tubuh yang berbaring di kasur dan mata yang terpejam.

"Za!" lirih Ayres.

Dapat Ayres lihat, perut rata Yoza berhenti bergerak, menandakan gadis itu tengah menahan nafasnya. Bulu mata lentik itu terbuka, Ayres jelas bisa melihat kelopak matanya bergetar dengan bola mata yang me merah menahan tangis.

"Gu-gue pulang, Za."

Yoza melompat, tubuhnya bergetar menatap Ayres tajam. Yoza berdiri tepat di depan Ayres, air matanya mengalir tanpa isakan dan itu terlihat sangat menyakitkan.

"PEMBOHONG!"

"Za!"

"BAJINGAN! LO COWOK BRENGSEK."

"Za, maaf!"

"Gue benci sama lo."

Grep

Tubuh Yoza di peluk erat oleh Ayres. Gadis itu memberontak, dia marah, dia kesal, dia menangis. Tapi rindu yang dia rasakan jauh lebih besar.

"Maaf, Za. Maaf!" lirih Ayres semakin mengeratkan pelukannya.

Tapi Yoza benar-benar marah, dia mendorong Ayres dengan keras. Laki-laki itu mundur beberapa langkah.

"Berani banget lo datang ke sini? Enak banget ya main datang-datang aja setelah lo PHP in gue," sentak Yoza menangis.

"Maaf, Za."

ADORE U [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang