CHAPTER 17

28.6K 3.5K 1K
                                    

HAPPY READING

🌵

"Heh, siapa kamu? Ngapain disini?"

Ayres tersentak, dia mendongakkan kepalanya menatap seorang polisi berdiri di depannya.

"Kamu ngapain tidur disini?"

Ayres berdiri. "Saya nungguin pacar saya, Pak."

Polisi itu mengernyit heran, sedetik kemudian dia mengerti. "Astaga, jadi kamu pacar si perempuan yang di tahan semalam? Wah wah wah, ngapain sampai tidur disini? Gak punya rumah?"

"Saya nungguin pacar saya, Pak. Sekarang, bisa saya ketemu Yoza?" tanya Ayres.

Polisi itu menggeleng tak habis pikir, matahari bahkan baru saja muncul. "Ini belum jam besuk, lagi pula dia hari ini sudah bisa pulang. Kamu seharunya menunggu di rumah, tidak perlu sampai menginap disini."

"Yoza di dalam sendirian, Pak. Dia pasti ketakutan, disini saya yang salah. Seharusnya saya yang ada di dalam," kata Ayres.

Polisi itu mendudukkan dirinya di kursi tunggu. "Dasar, anak muda jaman sekarang. Gaya pacarannya bikin orang terheran-heran," gumam polisi itu. "Sini, duduk dulu."

Dengan pelan, Ayres ikut duduk di samping polisi itu. "Pacar kamu sadis juga, ya. Tapi saya akui, dia keren. Jarang-jarang ada orang yang mau menyerahkan diri ke kantor polisi."

"Yoza gak kenapa-kenapa kan, Pak?"

Polisi itu menggeleng. "Dia baik-baik saja, mungkin. Sebenarnya tidak ada orang yang baik-baik saja jika menjadi tahanan."

"Seharusnya saya aja yang mukulin cewek itu, seharusnya saya aja yang di tahan," kata Ayres menundukkan kepalanya.

"Pacar kamu luar biasa. Semalam, dia menjawab semua pertanyaan dengan tenang. Waktu saya liat foto korban yang di kirim rekan saya, saya kaget. Korban bisa kritis seperti itu, pacar kamu jago berantem?"

"Bapak tau Grexda?"

Polisi itu mengangguk. "Hampir semua polisi disini tau geng motor itu, apalagi ada Fajar di sana."

"Saya pemimpinnya," kata Ayres membuat polisi itu terkejut.

"Serius? Karsa sudah turun jabatan?"

Kini giliran Ayres yang mengangguk. "Dan perempuan yang ada di dalam," kata Ayres menjeda kalimatnya. "Dia wakil saya."

Lagi-lagi polisi itu terkejut, yang benar saja. "Jadi, kamu dan pacar kamu adalah pemimpin Grexda?"

"Iya!"

"Wah, pantas saja pacar kamu bisa bikin anak orang kritis, jagoan ternyata."

Ayres hanya diam mendengar ucapan polisi itu.

"Kayaknya, pacar kamu cinta banget sama kamu. Dia kelihatan dendam banget sama si korban."

Ayres mendengkus. "Bukan cuma Yoza, saya juga dendam, Pak. Kalau boleh, saya yang mau hajar dia."

Polisi itu hanya menggelengkan kepalanya, heran sekali dengan tingkah anak-anak jaman sekarang.

"Lebih baik kamu pulang. Pacar kamu belum bisa pulang se pagi ini," kata polisi itu.

"Tinggal di keluarkan apa susahnya si, Pak?" dengkus Ayres.

"Ya mana bisa."

Ayres diam, mau mengeluarkan pidato panjang pun dia tak bisa memaksa polisi untuk mengeluarkan Yoza. Hingga tak beberapa lama, sebuah mobil berhenti di kawasan kantor polisi.

ADORE U [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang