CHAPTER 9

33.4K 3.1K 448
                                    

HAPPY READING

🌵

"Ya elah, bego banget sih," kesal Catur saat Hero yang dia gunakan mati.

Gitar tertawa terbahak-bahak, pasalnya hanya dia yang tersisa. Iksan saja sudah mati bersama Vernon. "Lemah," sindir Gitar berbangga diri.

"Lo temen bangsat, bukannya di tolong, malah kabur," sungut Catur. "Kita semua pada war, lo malah mundur."

"Sayang nyawa," cetus Gitar membela diri. "AAARGHH!"

"Mampus," cetus Iksan saat gitar juga ikut mati.

"ANJ--jayniiiiiii," ujar Gitar tak jadi mengumpat. "Musuhnya main keroyokan."

Base mereka di habisi tim lawan. "Ga lagi gue main sama kalian, beban," ujar Vernon melirik Gitar dan Catur.

"Makanya, kalau ajak temen main tu pilih yang jago," cetus Ayres yang menjadi penyimak kebisingan teman-temannya.

"Catur sama Gitar beban banget kalau masalah game begituan," tawa Karsa.

"Sembarangan, kita ini panglima tempur. Jangan main-main," sela Catur yang langsung di angguki oleh Gitar.

"Panglima tempur katanya. Orang war dia mundur," cibir Iksan.

"HALOO EVERYBODY, GILANG GANTENG IN YOUR AREA."

Mereka yang berada di dalam markas menoleh kearah pintu, Gilang dan Kevin tengah berjalan dengan wajah sok keren.

"Hai semuanya, Kevin manis hadir," sapa Kevin melambaikan tangannya ke segala arah.

"Sarap," ujar Fajar.

Catur tiba-tiba berdiri. "Berani-beraninya lo berdua sok keren di depan kita. Sadar diri, kadar ketampanan kalian berdua ga ada apa-apa di banding kita," ujar Catur.

"Kita?" tanya Ayres menaikkan sebelah alisnya.

"Ekhem!" Karsa berdehem.

Catur tertawa kikuk. "Ayres sama Karsa maksudnya, hehe."

Kevin menepuk pundak Catur. "Sabar bang, muka pas-pasan emang ga bisa banyak gaya apalagi banyak omong," ujarnya. Catur dengan cepat menendang bodong Kevin yang tengah berlari menghindar.

"Yoza ga kesini?" tanya Ayres pada Gilang.

Gilang mengernyit heran. "Lah, kan lo pacarnya, masa nanya gue. Kita udah beda rumah."

Ayres mendengkus. "Dia ga balas chat gue," ujar Ayres terlihat kesal.

"Lagi selingkuh kali," cetus Vernon membuat Ayres hampir melempar Gitar ke arahnya. Bukan Gitar Danantya, tapi Gitar alat musik milik Gitar. Ya, seperti itulah intinya.

"Siapa tau bener, Yoza mah sekali kedip, cowok-cowok langsung ambyar," timpal Gitar membuat Ayres semakin kesal.

"Lo contohnya," ujar Gilang pada Gitar.

Ayres melirik Gitar dan Gilang, dia tak tahu menahu soal masalah ini. "Maksudnya?" tanya Ayres.

"Ga ada," jawab Gitar cepat.

"Oh, ga ada toh. Perasaan gue sih ada, tapi ga tau deh. Kayaknya gue yang salah," cetus Fajar membuat Gitar hampir mengumpat.

"Lo suka sama Yoza?" tanya Ayres secara terang-terangan.

Gitar menggeleng. "Udah ngga," jawabnya. "Lo tau sendiri gue punya Melody."

Karsa menepuk pundak Ayres. "Sebelum lo datang, Gitar udah mulai start duluan, tapi tertolak."

ADORE U [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang