CHAPTER 32

27.6K 3.7K 928
                                    

HAPPY READING

🌵

Dua bulan kemudian

--

"Iw, Gilang. Itu jorok tau," cetus Sandra yang melihat jijik pada Gilang.

"Lang!" tegur Yoza.

Gilang yang tengah sibuk dengan seekor kucing berwarna putih itu hanya mengeluarkan cengirannya.

"Kucing siapa sih?" tanya Nayla.

"Punya Saka," jawab Gilang.

"Dia bakal marah, jangan kelewatan. Kasihan kucingnya," ujar Sandra kembali menegur Gilang.

Pasalnya, Gilang tengah berjongkok di depan kucing yang warnanya sudah tidak putih lagi. Kucing itu terlihat senang bermain di genangan air bekas hujan.

Gilang sibuk memainkan sebuah daun untuk menarik perhatian kucing berjenis Persia itu, kebetulan sekali kucing itu lewat di depan rumah Gilang. Tak membuang kesempatan, Gilang langsung membawanya masuk ke halaman rumah, padahal Saka sangat jarang melepas kucingnya.

"Balikin sana," kata Yoza.

"Biar babunya nyari kesini," jawab Gilang.

Karsa dan Iksan hanya diam menatap kelakuan Gilang. Sore itu, mereka memang tengah berada di rumah Gilang. Niatnya hanya berkunjung sebentar, tapi tiba-tiba hujan dan membuat mereka menetap di sana sementara, hingga hujan reda.

"Gue rasa Gordio punya niat terselubung," celetuk Iksan tiba-tiba.

"Bener!" seru Gilang. "Masa iya dia akhir-akhir ini suka gangguin anak-anak tanpa niat lain."

"Itu artinya kita harus lebih hati-hati," ujar Karsa.

"Mungkin mereka manfaatin waktu selagi Ayres gak ada," ujar Sandra yang berdiri di dekat Iksan.

"Mungkin," jawab Gilang.

"Kita tunggu aja, apa niat Gerald sebenarnya. Kita gak lemah, selama ini Grexda masih lebih unggul dari mereka," cetus Yoza yang sibuk dengan gamenya.

"Yang penting kalian jangan gegabah, selalu hati-hati. Kalau bisa jangan sampai ada keributan lagi," ujar Nayla mengingatkan.

Karsa mengangguk, dia menggenggam tangan Nayla. "Udah sore, ayo balik."

"Ayo!" ujar Iksan juga pada Sandra.

"BUNDAAAA!" teriak Sandra.

"HEH! Kalau mau pamit yang sopan, masuk ke dalam. Enak aja main panggil-panggil orang tua," ketus Gilang.

Sandra mendelik, dia langsung menarik tangan Iksan dan masuk ke dalam. Nayla dan Karsa mengikuti langkah Sandra.

Gilang yang sudah mengeluarkan kucing Saka dari halaman rumahnya menatap Yoza yang tak bergerak dari tempatnya.

"Gak balik?" tanya Gilang.

"Nanti."

Gilang menghela nafas berat, menatap sendu pada Yoza. Dia tak suka melihat Yoza seperti ini, gadisnya yang dulu sangat cerewet dan pecicilan. Gilang tak suka Yoza berubah menjadi pendiam begini.

"Za!" lirih Gilang.

Berjongkok di depan Yoza dengan bibir mengerucut. Yoza tak mengalihkan pandangannya dari handphone, tapi alis matanya dia naikkan memberi tanda respon untuk Gilang.

Bukannya berbicara, Gilang malah memeluk kaki Yoza. Meletakkan kepalanya di paha Yoza dan membuat gadis itu tersentak kaget.

"Gue gak suka lo jadi pendiem," ujar Gilang dengan nada manja. "Yoza gue itu petakilan, banyak tingkah, nyebelin, suka senyum. Gak kayak gini, gak suka."

ADORE U [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang