CHAPTER 2

37.6K 3.4K 539
                                        

HAPPY READING

🌵

Pagi ini Ayres tengah berjalan menuju kelasnya. Akhir-akhir ini dia sering datang pagi hari, sangat jauh dari Ayres yang dulu. Saat sampai di depan kelasnya, meja-meja disana sudah di isi oleh sebagian teman kelasnya. Dia berjalan kearah mejanya, alisnya terangkat melihat sebuah kotak berwarna biru di atas mejanya.

"Udah ada dari tadi," cetus Sera, teman kelas yang duduk tepat di depan Ayres. Menyadari kebingungan Ayres membuat Sera berinisiatif untuk memberitahu laki-laki itu, toh bukan hanya Ayres yang bingung. Sera dan beberapa teman kelasnya juga di buat penasaran dengan siapa yang memberikan kotak tersebut.

Tanpa membalas ucapan Sera, Ayres memilih duduk di kursinya dan membuka kotak tersebut. Sebuah jam tangan yang Ayres yakini adalah jam tangan bermerek, bersama dengan sebuah surat kecil yang terselip di sana.

Aku minta Daddy aku untuk beliin jam ini, karena jam ini keluaran baru jadi aku mau kasih ini untuk kak Ayres. Semoga suka ya kak!

Sania Savendra

Ayres mendengus, untuk apa bocah itu memberikan Ayres benda mahal seperti ini, dia pikir Ayres akan luluh hanya karena sebuah jam.

"Widihhh, jam tangan, gila ini keluaran baru, sumpah," pekik Sera mengamati jam tangan pemberian Sania. Teman-teman Ayres yang mendengar ucapan Sera pun terkagum-kagum, pasalnya siapa yang memberikan jam tangan mahal secara cuma-cuma seperti itu, jika boleh, mereka juga ingin punya penggemar rahasia.

"Ini Sania yang suka lirik-lirik lo ni Res, tau gue," cetus Sera lagi. Ayres menatap datar gadis di depannya ini, berisik sekali.

"Ni bocah kelas berapa?" Tanya Ayres.

Sera mendongak, dia yakin Ayres tengah bertanya padanya. "Ga tau," jawab Sera menggeleng. "Kenapa? Mau berterimakasih?" Tanya Sera.

"Mau gue balikin," jawab Ayres.

Sera menganga. "KENAPA?" tanya Sera berteriak. Sedetik kemudian dia menyengir. "Maksud gue, kenapa di balikin? Kan lumayan, bagus ni Res."

Ayres mendengus. "Ga suka!"

"Dari pada di balikin, mending jual aja, terus duitnya kita beliin cireng," cetus Septian yang menghampiri Sera dan Ayres.

"Sekate-kate lo, ni barang kalau di jual bisa beli motor baru. Duit sebanyak itu lo beliin cireng? Mabok cireng yang ada," balas Sera pada Septian.

Bisa di bilang, Sera adalah gadis yang cukup cerewet. Gadis dengan rambut pendek sebahu itu sangat suka berbicara, dia memiliki banyak teman di luar kelas karena kepiawaiannya dalam bersosialisasi. Sedangkan Septian, dia tak berbeda jauh dengan Sera. Hanya saja, Septian tak banyak bergaul dengan murid kelas lain.

"Buat gue aja lah, Res. Lumayan, gue bisa gaya," ujar Septian tersenyum tanpa dosa pada Ayres.

"Enak aja," sela Sera. "Kalaupun Ayres mau ngasih ni barang ke orang, gue orang yang tepat. Karena gue yang duluan liat ni barang."

Septian mendelik pada Sera. "Heh sekulen, ini jam cowok, lo ga pantes makek yang beginian."

"Heh ubur-ubur, mau jam cewek atau jam cowok sama aja, sama-sama di pakek di tangan. Lagian mau gue jual ni jam, kan lumayan bisa beli paket skincare mahal," balas Sera tak mau kalah.

Septian suka sekali mengatai Sera dengan sekulen, kata dia karena Sera bertubuh pendek dan suka mencubit dan cubitannya sangat sakit, entah apa alasan spesifiknya tapi itulah yang Septian katakan jika ada yang bertanya. Sedangkan Sera suka mengatai Septian dengan ubur-ubur karena tangan Septian yang panjang, entahlah, mereka suka sekali mengatai satu sama lain.

ADORE U [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang