CHAPTER 33 [SELESAI]

32.3K 4.1K 1.1K
                                    

HAPPY READING

🌵

Tuk tuk tuk

Suara paduan dari sepatu hitam mengkilap dengan lantai di bandara pada sore itu terdengar. Ramai pengunjung yang ada tak di hiraukan oleh seorang Ayres Dylan Atharazka. Dia berjalan mencari seseorang yang sudah menunggunya di sana.

"Mobilnya ada di parkiran depan, Den."

Ayres menerima kunci dari sopirnya. Dia memang meminta sopir untuk mengantar mobil ke bandara. Karena dia ingin pergi ke suatu tempat sebelum pulang ke rumah.

"Koper saya langsung bawa ke rumah aja, Pak."

"Baik, Den."

"Makasih ya, Pak."

Setelah menyerahkan kopernya, Ayres langsung berjalan menuju mobil dengan di antar langsung oleh sopir. Tujuannya setelah ini adalah pergi ke sekolah.

Di perjalanan, Ayres hanya diam meniti jalan. Sudah cukup lama dia tidak mengendarai mobil lagi, sudah cukup lama juga dia tidak melewati jalan ini.

Mobil mewah itu berhenti di depan gerbang besar SMA Garuda Nusantara. Ayres keluar dari mobilnya, bersandar di mobil sambil memperhatikan kondisi sekolah.

Sudah cukup lama Ayres tidak kesana, bangunan itu tetap sama. Tapi, Ayres yakin pihak sekolah baru saja memperbarui cat dindingnya. Wangi cairan itu masih sangat menyengat di hidung, meski warna masih sama seperti yang dulu, tapi sekarang terlihat lebih bagus dan rapi.

Tak ada yang berubah, Ayres cukup kagum dengan penjagaan ketat dari sekolah ini.

Kring....

Bel tanda pulang sekolah berbunyi, suara keributan mulai terdengar dari dalam sekolah, dan Ayres bisa lega karena tak harus berlama-lama menunggu di sana, mengingat cuaca yang cukup panas.

Para murid bergerombol keluar dari sana, beberapa dari mereka menatap lapar pada Ayres, terlebih pada siswi. Bagaimana tidak, dengan setelan celana dasar dan kemeja putih tanpa dasi dengan satu kancing baju yang terbuka di atas benar-benar membuat ketampanan dari seorang Ayres bertambah.

Tatapan lurus Ayres mengabsen siswa yang lewat, mencari target yang dia tunggu. Hingga seseorang berjalan kearahnya, seragam di balut sweater hitam dan tas di bahu kanannya.

"Rafi janjian sama Kakak, kok yang datang Abang?"

Ya. Sedari tadi, Ayres memang menunggu Rafi. Anak laki-laki yang dulunya masih berada di kelas lima sekolah dasar, kini sudah beranjak dewasa dan sudah masuk ke sekolah menengah atas.

Ayres akui, pesona Rafi tidak perlu di ragukan. Wajah Rafi sangat tampan, sorot matanya tajam dengan kulit putih dan tubuh tinggi. Ayres yakin Rafi akan menjadi idaman sekolah.

"Kakak udah di butik sama Sandra, Rafi sama Abang. Ayo," kata Ayres langsung masuk ke mobilnya.

Rafi mengikuti langkah Ayres dan ikut masuk ke mobil. Sudah sejauh ini, enam tahun sudah berlalu. Kini, semuanya telah berubah, Ayres akui, waktu berjalan dengan sangat cepat.

"Acara apa sih?" tanya Ayres.

"Acara tahunan sekolah."

"Kenapa harus nyari kostum segala, mau pake apa emang?"

"Gak tau.

Ayres diam, dia yakin kalau Rafi tengah dalam suasana hati yang buruk. Seharusnya Yoza yang menjemputnya, tapi karena jam pulang Rafi dan jam mendarat Ayres tak berbeda jauh membuat Ayres menawarkan diri untuk menjemput Rafi. Tapi, kelihatan sekali kalau remaja di sampingnya itu menginginkan Yoza yang datang.

ADORE U [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang