CHAPTER 29

24.9K 3.7K 650
                                    

HAPPY READING

🌵

Setelah dua hari terbaring lemah di rumah sakit, baik Yoza maupun Ayres belum ada menunjukkan tanda-tanda akan sadar. Terlebih Ayres, kondisinya masih saja mengambang.

Para anggota Grexda bergantian menjenguk Yoza dan Ayres. Terkadang, beberapa dari mereka tinggal lebih lama untuk memastikan keadaan tanpa kepastian dari kedua leader mereka itu.

Meski tanpa kedua leader mereka, Grexda tetap terkendali. Mereka jadi lebih sering berkumpul dan jarang berkeliaran di luar. Mereka menjaga diri agar hal ini tidak menjadi kesempatan musuh untuk menghancurkan mereka.

"Kapan My Yoza sadar?" bisik Sandra.

"Gak tau," jawab Gilang lesu.

Hari ini hanya ada mereka berdua di sana. Renata pulang untuk menjemput Rafi, sekalian dia beristirahat.

Ceklek

Kedua sepupu itu menoleh kearah pintu, terlihat Saka yang datang bersama inti R.D. lainnya.

"Hai!" sapa Samuel.

Leo menyerahkan sekeranjang buah-buahan kepada Sandra.

"Gimana keadaannya?" tanya Samuel.

"Masih gini-gini aja," jawab Gilang.

Keempat inti R.D. itu memperhatikan Yoza yang terlihat sangat tenang dalam tidurnya. Saka mendekati Yoza, tangannya di letakkan tepat di atas tangan Yoza.

"Kenapa suka banget sih tidur di rumah sakit?" tanya Saka tanpa meminta jawaban. "Rambutan di rumah gue udah mau habis, gak niat manjat lagi? Entar gak kebagian."

"Segitu kayanya lo sampai nyewa kamar pribadi di rumah sakit," gumam Saka lagi.

"Kita cukup doain Yoza, semoga dia cepat sadar dan pulih," cetus Samuel.

"Terus keadaan Ayres gimana?" tanya Leo.

"Belum ada perubahan, masih di ICU. Kondisinya jauh lebih parah dari Yoza," jawab Gilang.

"Dia pasti ngelindungin Yoza," gumam Bani.

Gilang mengangguk, pasti. Ayres pasti mengorbankan dirinya untuk melindungi Yoza, Gilang tak pernah ragu pada Ayres.

"Uhm, gue mau ke ICU. Karsa disana, kalian mau ikut?" tanya Gilang.

Samuel memandang teman-temannya, lalu mereka mengangguk bersama.

"Ayo. Sekalian ngeliat Ayres juga," kata Samuel.

"Kita keluar dulu," ujar Gilang pada Sandra.

"Iya!"

"Duluan ya," kata Leo dan Bani.

"Iya! Makasih udah mau kesini," kata Sandra.

Setelah kelima remaja itu pergi, Sandra mendudukkan dirinya di kursi samping ranjang Yoza. Dia memperhatikan wajah pucat Yoza, rasanya Sandra ingin kembali menangis.

Tapi, sedetik kemudian. Sandra tersentak saat melihat jari Yoza bergerak.

"My Yoza!" lirih Sandra.

Air matanya menetes seiring dengan senyum yang terukir, Sandra berdiri untuk memastikan gerakan tangan dari Yoza.

"My Yoza!" panggilnya lagi.

Bulu mata lentik itu bergerak, kelopak mata Yoza terbuka membuat senyum Sandra semakin lebar.

"Alhamdulillah!" erang Sandra.

ADORE U [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang