CHAPTER 24

27.7K 3.5K 420
                                    

HAPPY READING

🌵


Setelah hari itu, tak ada yang membahas tentang Malasah itu lagi. Inti Grexda dan yang lainnya mencoba untuk mengerti keadaan Ayres. Begitu juga Karsa dan teman-temannya.

Yoza lebih memberi waktu untuk Ayres, meski dia selalu memastikan kekasihnya dalam keadaan baik-baik saja.

Seperti sekarang, Ayres tengah memberi kabar bahwa dia berada di di rumah kakeknya pada Yoza.

"Duduk, Ayres!"

Laki-laki itu mendongak, kakeknya yang dia tunggu sudah datang. Dia mengikuti perkataan Mahesa dan duduk di depan laki-laki tua itu.

Cukup lama mereka berdiam dan tak mengeluarkan suara sedikitpun, tapi Mahesa sadar jika Ayres tengah menunggu dia untuk bicara.

"Kamu bisa marah," ujar Mahesa. "Kakek akan terima."

"Kenapa harus seperti ini, Kek?"

"Karena kakek kamu si Retno sangat ingin Renaldi menikah dengan anakku Anita. Ningrum bukan dari keluarga kaya, maka dari itu Retno semakin melarang hubungan Papa kamu."

"Ini juga salah Kakek, Kakek juga buta akan harta hingga ikut memaksakan kehendak kepada Papa kamu saat itu. Tapi, Anita meminta kakek untuk mencari Ningrum dan Jovita setelah kelahiran kalian. Kakek tidak bohong kalau Ningrum dan Jovita sudah kakek anggap sebagai keluarga kakek sendiri, meski kakek tidak memperlihatkan perhatian kakek pada mereka."

"Kenapa Mama bisa masuk rumah sakit jiwa?"

"Ningrum depresi. Dia kehilangan kamu, meski dia sudah berusaha kuat untuk mengurus Jovita. Tapi, dia tetap tidak bisa mengikhlaskan kamu. Apalagi saat Harun  meninggal dunia."

"Harun?" beo Ayres.

"Kakak dari Ningrum, orang yang selama ini Jovita anggap sebagai ayahnya meski dia tau tentang Renaldi."

"Kakek Retno udah lama meninggal, kenapa kakek gak ceritain ini ke Ayres? Kenapa kakek masih berusaha untuk nutupin ini semua?"

Mahesa menatap sendu pada Ayres.

"Karena kakek takut kamu marah, kakek takut kamu benci sama Kakek dan pergi tinggalin kakek. Cuma kamu yang kakek punya, kakek sudah sering mencoba untuk dekat dengan Jovita. Tapi, dia tidak mudah di dekati. Jovita selalu menganggap kakek sebagai orang asing."

"Kenapa sampai nyulik Yoza?"

"Itu kesalahan, kakek khilaf dan kakek mengaku salah. Semuanya kakek lakukan semata-mata karena kakek takut kamu meninggalkan kakek."

"Ayres gak mungkin bisa benci sama Kakek, walaupun Ayres kecewa."

"Kakek tau," lirih Mahesa. "Kakek tidak memaksa kamu menerima semua ini dan memaafkan kakek, kakek hanya berharap kamu bisa bersikap baik pada Jovita. Mungkin ini waktunya kamu hidup bahagia bersama orang tua dan adik kamu."

Ayres mendengkus, dia berdiri dan berniat untuk pergi tapi sebelum itu Mahesa menghentikan langkah Ayres.

"Ayres!" panggilnya. "Kakek mohon, jangan membenci Papa kamu. Mungkin kamu merasa kecewa karena di bohongi, tapi Renaldi jauh lebih tersiksa. Selama 17 tahun dia harus menyembunyikan rahasia besar ini, setiap melihat kamu dia selalu merasa bersalah. Apalagi jika dia harus bertemu Jovita."

Dia tak menjawab. Ayres tak bersuara dan tetap melanjutkan langkahnya.

"Kakek tau kamu anak yang baik," ujar Mahesa lagi sebelum Ayres benar-benar pergi.

ADORE U [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang