CHAPTER 30

24.8K 3.2K 408
                                    

HAPPY READING

🌵

"Assalamualaikum! Yoza cantik datang," bisik Yoza pada Ayres.

Gadis itu kembali lagi, dia mengunjungi Ayres yang masih sama, belum ada perubahan dalam kondisinya. Mata Yoza menelisik wajah pucat Ayres, tangannya terulur untuk menyentuh tangan Ayres.

"Gak capek tidur mulu?" tanya Yoza sambil menggenggam tangan Ayres.

"Bangun dong, Res. Gue kangen."

"Gue jadi inget kata-kata lo yang bilang kalau akhir-akhir ini lo suka ngerasa capek. Jadi, sekarang lo mau balas dendam gitu? Mau puas-puasin tidur?"

Yoza menghela nafasnya.

"Ya udah. Tidur aja dulu, nanti gue kesini lagi."

"Sleep well, love."

Gadis itu kembali keluar. Seorang perawat sudah menunggu Yoza di luar, mereka kembali ke kamar inap Yoza. Tapi, Yoza meminta perawat itu untuk mengantarnya ke taman.

"Suster bisa pergi, saya disini aja. Nanti bisa balik sendiri," kata Yoza.

"Serius, Mba?"

Yoza mengangguk. "Iya, saya bosan di kamar."

"Ya sudah, nanti sesekali saya akan tetap pantau, Mba. Kalau ada apa-apa tolong langsung panggil siapapun ya, Mba."

Yoza kembali mengangguk.

"Makasih, Suster."

Di taman ini, ada beberapa orang yang mungkin menjadi salah satu keluarga dari pasien. Ada beberapa juga yang tengah duduk bersama pasien.

Yoza memperhatikan sekitar dengan tenang, sore ini terlihat cukup cerah.

"Coba aja lo udah sadar, kita bisa duduk disini berdua." Yoza bergumam.

"Kakak!"

Yoza menoleh, ada Rafi yang berjalan mendekatinya.

"Kenapa gak ke kamar?" tanya Rafi.

"Bosan. Kakak mau disini bentar," jawab Yoza.

Rafi mendorong kursi roda Yoza ke salah satu kursi yang kosong. Setelah itu, dia duduk di hadapan Yoza.

"Abang belum bangun?" tanya Rafi.

Yoza tersenyum namun juga menggeleng. "Abang masih tidur."

"Lama."

"Ngantuk mungkin, Abang capek. Jadi butuh istirahat," jawab Yoza asal.

Rafi memperhatikan sekitar, lalu kembali menatap Yoza. Dia menatap wajah sendu Yoza, setelahnya dia beranjak dan memeluk Yoza. Mendapat perlakuan seperti itu, Yoza cukup terkejut. Tumben sekali Rafi mau memeluknya, biasanya saja Yoza harus ekstra sabar hanya untuk dapat memeluk Rafi.

"Rafi sayang Kakak," kata Rafi. "Sayang Abang juga."

Yoza tersenyum, dia ikut memeluk Rafi. Adiknya ini akan sangat menggemaskan jika sudah begini, jika saja Rafi tak mudah berubah mood. Yoza akan sering memeluk bahkan mencium pipi anak kecil ini.

"Kakak juga sayang Rafi, sayang banget."

"Kakak tu suka banget sakit. Rafi gak suka," kata Rafi setelah melepas pelukannya. "Katanya kuat, tapi suka masuk rumah sakit."

"Karena orang kuat juga bisa sakit," jawab Yoza. "Gak ada yang sempurna di dunia, kita yang lemah belum tentu gak bisa kuat, dan kita yang kuat juga belum tentu gak bisa jadi lemah."

ADORE U [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang