Chapter 8

3.2K 264 0
                                    


"oy! Key." Bella menepuk Pundak sahabatnya pelan, "ada apa?." Keynzie menoleh. "tumben loe jam segini udah di sini?." lanjut gadis itu, ia duduk di depan Keynzie sambil membuka bungkus makanannya.

"nggak apa apa, gue lagi pengen aja." ia memalingkan wajahnya, tanda berbohong. "kalau bohong bisa pinteran dikit nggak sih, Key?! Jangan terang terangan kayak gitu." sarkas gadis itu kembali menyantap roti di tangannya. "kita itu janjian jam 10, loe jam 9 udah datang." tambahnya, namun tak ada jawaban dari Keynzie.

"jujur aja kenapa, kayak baru temenan sama gue aja." ucapnya menatap pemuda itu. "karena gue tau mulut loe nggak punya rem, makanya gue nggak mau cerita." Keynzie menatap sahabatnya, "sialan loe." Bella jengkel dengan kata kata Keynzie barusan.

"woy! Ada apa nih? Kok mukanya gitu amat?!." Caley datang bergabung dengan Alvyno di sampingnya. Keduanya duduk berhadapan, dengan Alvyno yang duduk bersebelahan dengan Keynzie.

"loe kenapa Key?." Alvyno melihat raut berbeda pada wajah sahabatnya kecilnya. Keynzie menghela nafas berat "kayaknya gue suka sama kak Felix deh?!." ucapnya ragu, "oh." ketiganya hanya ber'oh'ria sambil menganggukkan kepala mengerti.

"kok 'oh'?." Keynzie menoleh kearah ketiga temannya itu bergantian, ia bingung dengan tanggapan yang diberikan mereka.

"terus kenapa? Kita harus 'wah!' gitu?!." ucap gadis 23 tahun itu dengan ekspresi terkejutnya. "bukannya wajar kalau loe jatuh cinta sama suami sendiri, kan kalian sudah nikah Key." tambah Alvyno, ia merasa wajar jika sahabatnya itu mulai memiliki rasa dengan Felix.

Keynzie terdiam, ia memikirkan perkataan Alvyno barusan. "by the way, kenapa loe tiba tiba bisa sadar? Ada kejadian apa, nih?!." Caley penasaran menatap Keynzie dengan senyum mencurigakan di wajahnya.

"umm...." Keynzie melamun, ia mengingat kejadian kemarin

.

FLASHBACK

Siang ini ia pergi ke salah satu pusat perbelanjaan, pemuda itu berencana membeli sebuah buku yang baru saja keluar di toko buku langganannya.

Ia pergi ke sana setelah menemui papinya di kantor, dan sampai di mal itu sekitar jam makan siang. sehingga ia memutuskan untuk makan terlebih dahulu sebelum berjalan mengelilingi mal.

Keynzie masuk ke restoran favoritnya, salah satu restoran italia yang terkenal di mall itu.

"selamat siang kakak." sapa salah satu pelayan, Keynzie tersenyum. "di tempat biasa?." tanya pelayan itu memastikan. "hmm." Keynzie mengangguk ramah, kemudian ia berjalan mengikuti si pelayan.

Tanpa melihat buku menu, pemuda itu berkata "seperti biasa, tapi aku mau minum classic mojito". Pelayan itu tersenyum kemudian segera pergi.

Tak lama makanan yang ia pesan tiba dan tanpa menunggu pemuda itu segera menyantapnya sambil sesekali memainkan ponselnya, mengecek pesan yang terus dikirimkan teman temannya.

Ia seketika teringat dengan kakaknya saat tatapannya melihat bangku kosong di depannya. Walau restoran ini merupakan restoran favoritnya dan bukan Briella, namun ia dan Briella sering kali makan disini dan classic mojito yang ia pesan sekarang adalah minuman favorit sang kakak.

Ia menoleh ke sekeliling, dan tak sengaja iris coklatnya menangkap sesuatu yang entah mengapa membuat dadanya sesak.

Ia melihat Felix dengan seorang wanita, meskipun mereka duduk saling berhadapan dan ia melihatnya dari samping. Namun Keynzie tahu dan yakin jika wanita itu adalah kekasih Felix, melihat dari tatapan dan cara pria itu memperlakukannya dengan baik.

my brother-in-law is my husbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang