Chapter 20

3.4K 225 2
                                    


Hari ini Keynzie sudah berjanji dengan Alvyno, Bella dan Caley untuk membantu sahabat kecilnya itu menyiapkan pesta kejutan untuk kembalinya kakak Alvyno yang sudah 5 tahun terakhir bekerja di belanda. Pria yang seumuran dengan Briella itu akhirnya kembali setelah masa tugasnya di sana berakhir, dan hari ini keempatnya merencanakan sesuatu untuk seseorang yang selama ini sudah menjadi kakak mereka semua.

Hanya saja... rencananya sedikit terganggu saat pria yang sudah dua hari ini menempelinya terus, meminta tepatnya memaksa untuk ikut dengannya. Awalnya pria itu memaksa untuk menemaninya, namun dengan sedikit pengertian yang Keynzie berikan Felix menyerah. Ia akhirnya memutuskan setuju dengan hanya mengantar Keynzie ketampat tujuannya.

Namun sepanjang perjalanan menuju kesana ia hanya menghela nafas, dan itu Keynzie lakukan berkali kali hingga pria yang sedang berkonsentrasi pada jalanan mengalihkan atensinya kepada suami mungilnya. "kamu kenapa Key?" sebelah tangan ia berikan untuk memeriksa kening Keynzie yang sedari tadi menunduk, membuat pemuda manis itu menoleh kaget menatap sekilas wajah tampan yang terlihat khawatir padanya.

"hmm...?" kali ini ia mengelus pelan surai coklat pemuda yang masih menatapnya dengan wajah sedikit merona. "ah, tidak kak." ucapnya setengah gugup. Sedari tadi ia hanya berusaha terlihat tetap tenang sekaligus menetralkan detak jantungnya yang masih tak stabil karena ulah pria di sebelahnya ini.

Ia tidak bisa membuat perasaannya terlihat biasa saja saat seseorang yang ia cintai berada di sisinya dengan sikap yang sangat nyaman baginya. Walau Keynzie sendiri sebenarnya masih ragu dengan ucapan yang Felix berikan kepadanya 2 hari yang lalu, namun seiring dengan keseriusan yang pria itu berikan kepadanya membuat Keynzie kembali memikirkannya. Pria itu tidak hanya memberikan kata kata yang manis, tapi juga memperlihatkan sikap yang jelas sekali jika Felix perhatian dan peduli terhadapnya.

Tak hanya itu sebenarnya, hanya dalam dua hari Felix terus berusaha meyakinkannya, meyakinkan Keynzie jika ia benar benar serius dengannya. Contoh saja saat Felix meluangkan waktu untuknya dan kembali lebih awal dari biasanya. Atau saat pria itu berbicara lembut dan memberikan dirinya pelukan terhangat yang Felix tujukan hanya untuknya, dan masih banyak lagi.

Batinya sedikit berperang dengan keinginannya untuk melepas pria ini atau mempertahankannya. Keynzie mengerti jika selama nyaris setahun keduanya bersama, tidak ada sebuah pertengkaran serius yang menimpa keduanya dan itu membuat Felix lebih tertarik dengannya. Hanya saja ia sedikit ragu jika perasaan yang Felix maksud adalah cinta, bisa saja itu hanya perasaan nyaman karena terbiasa.

Suasana kampus yang cukup ramai membuat mobil sport hitam milik Felix yang melaju melewati gerbang menjadi pusat perhatian. Pasalnya untuk ukuran anak kampus mobil yang Felix kendarai itu terbilang luar biasa mewah, dan tak mungkin dimiliki sembarang orang karena harga dan perawatannya yang fantastis.

kepalanya sedikit ia naikan saat ia menoleh melihat sekitar, namun kembali menunduk saat Keynzie tak sengaja melihat ekspresi penasaran dan terkejut yang dibuat orang orang yang mereka lalui. Dan beberapa umpatan di dalam batin, ia layangkan kepada para sahabatnya yang seakan mendukung Felix dan membuatnya semakin terkenal di kampus.

Ia sudah memberitahu jika Felix akan mengantarnya dan mereka dengan girangnya meminta perubahan tempat pertemuan menjadi di kampus, di perpustakaan tepatnya. Dan tentu saja ia yakin jika dirinya akan semakin di perbincangkan di kampus, seakan pernikahan dadakan yang ia dan Felix jalani belum cukup menjadi topik hangat di negaranya.

"apa itu perpustakaannya?" Felix menoleh sekilas, ia melihat suami kecilnya yang tetap menunduk tanpa berniat melihat arah pandangan yang ia tunjuk. Felix menyungingkan senyum tampannya, membuat siapapun yang melihat pasti terpesona. "kamu kenapa, hmm?..." ia mengusap lembut surai coklat itu. Keynzie yang sedang sibuk mengumpat sahabatnya kaget dan segera menggangkat kepalanya, menjauhkannya dari tangan Felix hingga tak sadar kepalanya sedikit terbentur jendela. "ack!"

my brother-in-law is my husbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang