Extra Chapter

3.7K 159 11
                                    


sesuai janji Petit kalau Petit bakal bikin extranya, maaf ya lama soalnya Petit lagi banyak ide soal shipper idol K-pop😅jadi yang ini agak ketinggalan, semoga suka ya🤗

enjoy😊 dan sekali lagi Petit mau ngucapin makasih buat yang udah sempetin baca, vote maupun komen di karya yang Petit buat, Thank you semuanya🥰🥰

.

.

.

.

.

Pagi yang cerah dengan sinar mentari yang mulai menyapa tak membuat satupun penghuni kamar bernuansa monochrome minimalist itu terbangun, keduanya masih nyaman dalam ketenangan masing masing sampai suara pintu terbuka menganggu salah satunya.

Derap Langkah kecil yang terdengan membuat salah satu penghuni kamar itu mengembangkan senyumnya dengan mata yang masih tertutup, ia sangat mengenal siapa yang memasuki kamar mereka tanpa permisi.

Perlahan tapi pasti langkah kaki itu semakin mendekat, berhenti saat tubuh mungilnya ingin menaiki ranjang berukuran king itu. ia memanjatnya hingga senyuman tampan pria itu semakin mengembang, hampir saja tertawa ringan jika ia tak mengingat seseorang masih terlelap nyaman dalam pelukannya.

Bocah dengan iris yang sama dengan kesayangannya itu kini menggoyangkan tubuh besarnya perlahan, menepuknya beberapa kali agar ia terbangun. "daddy... bangunt..." ucapnya masih dengan tangan mungilnya menepuk punggung sang ayah, mencoba membangunkannya.

"hum? Anak daddy sudah bangun ternyata," ia menoleh ke arah samping, menggerakan tubuhnya perlahan agar tak mengganggu kesayangannya. "kemari," ucapnya sembari membawa tubuh ringan sang anak kedalam pangkuannya setelah ia terduduk. "kenapa bangun pagi sekali? Hum..." ia membelai surai hitam yang persisi seperti dirinya, mengecup sayang pucuk kepala sang anak.

"hali ini kan daddy mau ajak Gege tama papa pelgi ke taman belmain..." celoteh bocah yang belum genap lima tahun itu kembali mengembangkan senyumannya, persis kesayangannya jika sudah menyangkut hal yang di sukai.

"baiklah, baiklah... daddy memang sudah berjanji," belaian itu disambut senyum dengan deretan gigi rata nan putih milik sang anak, sangat mengemaskan. "mau papi..." ucapnya seraya bangkit dari pangkuan pria itu, merentangkan kedua tangan mungilnya mencoba meraih pria yang masih terlelap di samping mereka.

"shh... papi baru tidur, sayang. Bagaimana kalau kita pergi membuat sarapan saja, mengejutkan papi," tawarnya yang hanya diangguk mengerti oleh sang anak, bocah itu tampak tak keberatan berada di gendongan sang ayah yang hanya memakai celana piyamanya saja, menampakan tubuh atletisnya. Keduanya perlahan meninggalkan kamar dan menuju dapur tanpa mengganggu pria manis yang masih asyik bersembunyi di balik hangatnya selimut yang membalut tubuh yang hanya mengenakan atasan piyama itu.

.

"papi......" teriakan antusias bocah lelaki itu membuat atensi pemuda yang kini berusia 30 tahun itu beralih dari benda pipih di tangannya, tersenyum manis kala putranya berhambur kepelukannya, bahkan semakin mengembang ketika melihat sang suami berdiri di belakan anaknya dengan sebuah nampan penuh makanan di tangannya.

"rajin sekali anak papi sudah bangun jam segini..." ia mengecup pipi chubby sang anak, mengangkat tubuh mungil itu untuk duduk di pangkuanannya. Ia bersyukur perawakan sang putra sangat mirip dengan keduanya, bahkan bisa dibilang jika putra mereka yang biasa di sapa Gege oleh orang sekitarnya ini, benar benar perpaduan antara wajahnya dan Felix.

Binar cerah ceria yang sang anak berikan seketika berubah, cemberut iri saat melihat kedua orang tuanya saling memberikan 'sapaan' selamat pagi pada masing masing. "terima kasih," ucap pria manis itu saat mendapatkan segelas kopi hangat di tangannya, lengkap dengan kecupan selamat pagi di bibir tipisnya.

my brother-in-law is my husbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang