𝘍𝘰𝘭𝘭𝘰𝘸🌱 𝘝𝘰𝘵𝘦 & 𝘊𝘰𝘮m𝘦𝘯𝘵
⚠ 𝙋𝙚𝙧𝙝𝙖𝙩𝙞𝙠𝙖𝙣 𝘽𝙖𝙘𝙖𝙖𝙣❗ ⚠
Donghyuck sudah sampai di apartemen nya, setelah tangis nya mereda Renjun menyuruh nya untuk segera istirahat. Ketika memencet tombol password pintu apartemen dahi Donghyuck berkerut melihat sepasang sepatu berjejer rapi dekat rak.
"Siapa?" gumam Donghyuck.
Dirinya kemudian berjalan menaiki tangga dan saat membuka pintu di sebuah kamar dirinya berteriak kaget bersamaan dengan seseorang yang membuka pintu kamar itu.
"Hyung?!"
"Donghyuck? Sedang apa kau di sini?" tanya Hendery lalu melihat penampilan adiknya dari bawah kembali keatas.
"Hyung juga kenapa bisa ada di sini?" Malah balik bertanya Hendery langsung menjewer kuping Donghyuck geram. Ia tak habis pikir dengan Donghyuck yang memasuki apartemen orang lain entah ini sengaja atau tidak tapi itu membuat Hendery marah.
"Akh aw! Sakit hyung!"
"Kenapa balik bertanya huh?" ucap Hendery melepaskan tanganya.
Donghyuck mengusap-usap kupingnya yang terasa panas dan memandang Hendery sebal, sedetik kemudian Omega itu kebingungan apa yang harus dijawab dari pertanyaan sang kakak.
"Aku- aku mmh.. aku" Donghyuck terbata, dirinya semakin terpojok melihat Hendery seperti mengintimidasi nya dengan memandang Donghyuck sambil melipat kedua tanganya.
"Donghyuck." Tak kunjung mendapat jawaban, Hendery mengingat saat Donghyuck akhir-akhir ini berangkat dan pulang bekerja bersama Mark.
"Kalian pacaran?"
Donghyuck membulatkan matanya terkejut karena penuturan Hendery, namun ia mengangguk pelan sambil memainkan jari kukunya. Percuma saja jika Donghyuck berbohong ia tahu seposesif apa Hendery menyangkut Alpha.
"Kalian- pernah tidur. Bersama?" Donghyuck Lagi-lagi mendongak pertanyaan macam apa yang dilontarkan kakak nya ini. Lama menjawab akhirnya Omega berkulit tan itu mengangguk sangat pelan.
"AP-"
"KAMI MATE!" Teriak Donghyuck langsung memeluk Hendery saat menyadari ekspresi dari kemarahanya. Hendery semakin membulatkan matanya , apa tadi? Mate? Gumam Hendery. Amarah Hendery tiba-tiba menghilang saat adiknya tiba-tiba menangis dipelukanya. Ia mencoba melepaskan namun Donghyuck semakin mengeratkan pelukanya.
"Hei, kenapa menangis? Iya baiklah aku tidak akan marah." ucap Hendery mengelus kepala dan punggung adiknya namun tak membuat Donghyuck reda malah membuat tangisnya semakin menjadi.
Sebenarnya Donghyuck masih mengingat kejadian tentang Lucas dan satu sisi ia juga sedang takut dengan Hendery tentang hubunganya dengan Mark. "Mark kambuh dia hampir sekarat." kata Hendery sukses membuat Donghyuck berhenti menangis.
"Apa hyung?" Hendery menatap Donghyuck, lalu menghapus air mata dengan kedua tanganya.
"Pacarmu kambuh, makanya aku disini." Hendery mencekal kedua tangan Donghyuck saat Omega itu bergegas ingin menemui Mark.
"Antar aku kedepan dulu aku mau pulang, setelah itu kau boleh melihatnya."
Donghyuck mengangguk, mereka lalu berjalan sampai didepan apartemen Mark, Hendery memandang apartemen Donghyuck dan Mark yang bersebelahan ia menggeleng pelan masih tak percaya dengan apa yang Donghyuck katakan.
Tak ingin membuatnya menangis lagi, Hendery mengusap-usap kepala Donghyuck dengan lembut. "Rawat dia dengan baik, jika sudah sembuh suruh Mark untuk bertemu denganku. Paham.?"
Donghyuck mengangguk. "Iya hyung."
Setelah kepergian Hendery, Omega itu langsung berlari dan menuju kamar bertemu dengan Alpha nya yang terbaring ditempat tidur, wajahnya sedikit pucat seperti orang kelelahan. Donghyuck kemudian mendekatinya, mengelus pipi Mark lembut dan ikut berbaring disamping nya sambil memeluk Alpha itu dan menyusulnya di alam mimpi.
-
Mark demam. Untung saja Donghyuck bangun sangat pagi, ia langsung memasakan Mark bubur menyiapkan buah-buahan yang ada dikulkas. Dengan membawa makanan dan minuman itu di nampan lalu Donghyuck meletakanya dinakas samping ranjang.
"Mark makanlah dulu." ucap Donghyuck sedikit berbisik.
Mark membuka matanya sayup, ia lalu duduk di bantu Donghyuck Alpha itu sangat lemas, Donghyuck bertanya-tanya apa yang membuatnya hingga seperti ini namun hyungnya melarangnya untuk menanyakan hal itu.
Baru dua suapan Alpha itu tak mampu menghabiskan bubur yang dibuatkan Donghyuck, setelah makan dan meminum obat pereda demam Donghyuck menyuruh Mark untuk kembali istirahat.
Dengan telaten Donghyuck kembali mengkompres dahi Mark dengan handuk kecil yang sudah diperas air hangat. Setelah itu mengembalikan peralatan makan ke dapur dan kembali lagi ke kamar menyusul Mark.
"Kau sudah makan?" tanya Mark parau, Donghyuck mengangguk ia memeluk Mark sambil berbaring disamping nya seperti tadi malam.
Mark mengusap-usap kepala Donghyuck dengan lembut yang berada di dada bidangnya, kedua adam itu sempat terdiam menikmati kehangatan dari pelukan satu sama lain. Walau tubuh Mark terasa sedikit panas namun Donghyuck tak mempermasalahkan itu.
"Hyung sudah tahu." Ucap Donghyuck memecah keheningan.
"Tidak apa-apa."
Jawaban dari Mark membuat Donghyuck mendongak menatapnya. Senyum simpul dibibir tipis Alpha itu seakan menjadi jawaban tulus darinya. Mendengar hal itu Donghyuck ikut tersenyum kedua bibir perlahan saling menempel mata Donghyuck terpejam bibir mungilnya sedikit terbuka menyambut kehangatan satuan mereka.
Ciuman lembut sepasang mate terbilang lama, menikmati gerakan pelan yang dilakukan bibir mereka menelusuri rongga mulut hingga bergulat lidah. Cipakan kecil terdengar di indera pendengaran keduanya.
Merasa paru-parunya menipis Donghyuck melepaskan tautannya menatap Mark sendu tangan Alpha itu meraih dagu Donghyuck membersihkan bekas ciumannya dibawah bibir sang empu. Keduanya tersenyum, memandangi wajah satu sama lain. Iris mata yang berbeda dari keduanya menimbulkan rasa takjub.
Berbanding terbalik dengan Donghyuck. Mark memiliki iris mata yang lebih hitam pekat bentuknya tajam seperti orang yang sedang mengintimidasi. Tangan Donghyuck meraih pipi Mark mengusapnya pelan membuat Alpha itu terpejam menikmati.
"Cepat pulih Mark." ucap Donghyuck kembali meletakan kepalanya di dada bidang Mark.
.
.
.
.
.
Sorry for the typo🌱
KAMU SEDANG MEMBACA
Mate Mysophobia √
FanficBagaimana jika seorang Alpha pengidap Mysophobia bertemu dengan Mate nya yang memiliki kemampuan menghipnotis? . . ...