MM|9

4.7K 494 2
                                    

𝘍𝘰𝘭𝘭𝘰𝘸🌱 𝘝𝘰𝘵𝘦 & 𝘊𝘰m𝘮𝘦𝘯𝘵

⚠ 𝙋𝙚𝙧𝙝𝙖𝙩𝙞𝙠𝙖𝙣 𝘽𝙖𝙘𝙖𝙖𝙣❗ ⚠

⚠ 𝙋𝙚𝙧𝙝𝙖𝙩𝙞𝙠𝙖𝙣 𝘽𝙖𝙘𝙖𝙖𝙣❗ ⚠

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




"Huh? Kenapa ini?" Donghyuck memegang dahinya dengan punggung tanganya. Ia melihat wajahnya di pantulan cermin kamar mandi.

"Apa aku sakit? Hangat . ." Gumamnya membolak-balikan tangannya di dahinya wajahnya sedikit pucat padahal semalam terlihat segar dan bugar setelah mandi dengan air hangat.

"Jangan bilang.."

.

.

.

Pagi hari menjelang siang pukul sebelas lewat tiga puluh menit berlalu. "Lama sekali! Apa yang kau lakukan?" seru pria disana yang memakai setelan serba hitam kecuali kaos merahnya yang tertutup jaket jeans itu.

"Wuah rupanya kau tak sabar ya Mark?" Donghyuck menghampiri Mark di basement karena Donghyuck yang terlalu lama merias diri. Mereka sama-sama memakai setelan hitam Donghyuck memakai sweater big size dengan tulisan latin putih di kedua sisi lenganya sedangkan Mark menggunakan jaket baseball hitam.

"Kita naik motor saja." Ucap Mark menatap Donghyuck yang sudah didepanya.

"Kenapa mobilmu?"

"Kurasa lebih baik kita naik motor saja, akan repot jika memakai mobil." Donghyuck tersenyum wajahnya terlihat mantab ternyata Mark berpikir jauh saat mereka ingin berpergian sungguh menambah kesan jantannya.

"Kau cukup pintar Mark. Aku suka gayamu."

"Berhenti membual." Mark kemudian memberikan helm pada Donghyuck ia memutar motor king nya untuk siap memboncengkan pria cantik itu. Kaki jenjang Mark bertumpu menahan bobot Donghyuck yang akan ikut naik bersamanya.

"YAK! Lepaskan tanganmu!" teriak Mark merasakan perutnya terdapat sebuah lingkarang tangan berkulit tan itu.

"Kenapa sih? Bukankah begini jika berboncengan?" kesal Donghyuck. Mark menoleh menatap mata Donghyuck yang ketutupan poni coklatnya karena helm yang dipakai. Alpha itu hampir tertawa begitu lugunya wajah Donghyuck dengan menggunakan helm itu bahkan wajahya pun nyaris tak terlihat.

"Lepas." Ucap Mark pelan mencoba dengan suara datar.

Donghyuck lagsung melepaskan tangannya kecewa, baru saja ia merasakan otot perut Mark yang terasa keras walau tertutup pakaiannya. "Dan gunakan helm mu dengan benar, kunci itu." Sambung Mark menunjuk helm Donghyuck dengan dagunya.

Donghyuck terdiam lama, ia terus menatap Mark meminta pertolongan. "Kau mau helm mu lepas saat aku mengebut?"

"Aku tidak bisa menguncinya." jawab Donghyuck polos.

Mate Mysophobia √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang