12

523 153 36
                                    

Tengah malam seperti ini, perut Bangchan sedang menyanyi-nyanyi tanpa aba-aba. Ia lupa bahwa tadi siang ia tidak makan apapun.

Akhirnya ia memutuskan untuk kedapur markas dan meminta beberapa cemilan untuk mengganjal perutnya.

Tapi ditengah perjalanan ia melihat Felix yang berjalan seperti orang yang ingin mencuri. Bangchan pun memilih untuk mengikuti Felix.

"Woi!" Bangchan mengejutkan Felix dengan menepuk pundaknya.

"Astaga kak!"

"Ngapain?"

Felix nyengir. "Nggak ngapa-ngapain kak. Hehe..."

"Yang bener?" Bangchan mengangkat sebelah alisnya.

"Lo mau ke tahanan kan? Lo mau nemuin seseorang?" Tanya Bangchan mengintimidasi.

Felix diam lalu mengangguk.

"Gue mau tanya ke Profesor itu kak."

"Oke deh! Ayo, gue ikut."

Bangchan berjalan duluan, Felix bengong sebentar lalu segera mengikuti Bangchan dari belakang.

Sampainya mereka ditempat tahanan itu, mereka berdua melihat Changbin. Changbin yang melihat Bangchan dan Felix datang juga terkejut.

"Bin lo nga--oh halo." Ucapan Felix terpotong saat melihat sel yang didatangi Changbin adalah tempat teman lama mereka. Woojin.

"Lo ngapain disini?" Tanya Bangchan ke Changbin.

"Gue cuma ngikutin apa yang gue mau. Chip itu nyuruh gue buat nemuin yang namanya Woojin." Jawab robot Changbin.

"Jujur, saya terkejut saat melihat Changbin." Woojin membuka suara. Pandangan mereka pun mengarah ke laki-laki yang sedang mendekam di dalam sel itu.

"Ya wajar. Kau yang telah membuat nyawanya menghilang bukan?" Kata Bangchan dengan nada datar.

"Ya, betul." Woojin mengangguk.

"Maaf. Saya telah membuat pertemanan kalian hancur."

"Bagus kalau kau sudah menyadari."

Felix hanya diam. Ia takut salah berbicara, pasalnya ia juga pernah berada di pihak Woojin dan ya walaupun itu terpaksa ia lakukan.

"Kita pergi, selamat menikmati waktu anda." Bangchan melenggang pergi.

Changbin dan Felix mengikutinya. Sebelum benar-benar pergi, Felix menatap Woojin dengan tatapan seperti tatapan kasihan dan benci jadi satu.

Setelah berjalan melewati beberapa sel, mereka berhenti di depan sel seorang wanita muda. Betul, itu Tzuyu.

"Lo mau nemuin dia kan Lix?" Tanya Bangchan.

Sebelum Felix mengeluarkan sepatah katapun, Profesor Tzuyu tiba-tiba berbicara.

"Kalian tidak akan mendapatkan info apapun dari saya."

"Kami akan mendapatkannya." Ujar Felix.

Tzuyu terkekeh. "Aduh anak-anak ini. Baiklah, lagi pula saya tidak akan mendapatkan untung dan ruginya."

"Kalau begitu katakan apa yang kau ketahui tentang mereka?" Tanya Felix.

Tzuyu menggelengkan kepalanya. Robot Changbin tiba-tiba merubah tangannya menjadi seperti capitan dan mencapit leher dan mengangkatnya seperti boneka.

"Katakan atau lehermu akan putus." Ucap Changbin.

Karena hal tersebut, Tzuyu kesusahan bernapas dan terus terbatuk-batuk sambil berusaha melepaskan cengkraman di lehernya.

[2] SKZ: The Next Of The Z [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang