19.

452 135 39
                                    

Setelah memeriksa bahwa orang-orang yang baru datang itu benar-benar manusia seutuhnya, mereka dipersilahkan untuk duduk dan diberi minum.

"Kenapa bisa ada lubang di pemukiman?" Tanya Bangchan sambil memberikan gelas terakhir ke Jisung.

"Dari atas itu kayak ada getaran ledakan gitu kak." Jawab Jeno setelah meneguk habis air di gelasnya.

Bangchan dan Hyunjin saling tatap. "Nggak mungkin materialnya nggak kuat." Ujar Hyunjin.

"Tapi bisa jadi kak. Materialnya nggak kuat karena terlalu dekat sama sumber ledakan." Renjun mengutarakan pendapatnya.

"Bener juga."

"Terus orang-orang yang lain kemana?" Tanya Ayen.

"Mereka kayaknya ambil jalan yang lurus." Jawab Jaemin.

"Jalan itu menuju kemana kak?" Jeno bertanya. Jika jalan ini ke pemukiman satunya lalu mereka bersembunyi dimana?

Felix nampak berpikir. "Kalo nggak ke ruangan kita, mereka bakal nemuin lorong kosong ke sungai di belakang markas ini."

"Sungai?" Jeno mengangkat sebelah alisnya.

"Iya, sungai buatan sih." Lanjut Felix.

"Tapi kemungkinan besar mereka bakal ke lorong yang menuju ke sungai." Ucap Bangchan.

Felix mengangguk. "Bener juga, mereka pasti bakal lari ke arah cahaya."

Dan yang menyimak juga ikut ngangguk-ngangguk.

Mata Jaemin tak sengaja menangkap seseorang yang sedang tertidur dengan infus menempel di tubuhnya. Ia berjalan mendekati orang itu.

"Kak ini siapa?" Tanya Jaemin.

"Dia Seungmin. Temen kita, dia sakit." Jawab Bangchan dengan nada yang sangat lemas.

Melihat wajah orang didepannya sangat pucat, Jaemin menggerakkan tangannya untuk menyentuh tangan Seungmin.

"Dingin." Jaemin mengerutkan keningnya. "Detak nya, nggak ada."

Tentu saja Bangchan dan yang lain langsung panik. Ia memegang leher Seungmin. Tidak ada detak. Tangannya. Tidak ada. Dada kirinya. Tidak ada.

Tubuhnya dingin. Bibirnya pucat. Selesai. Seungmin sudah meninggalkan mereka.

Hyunjin yang berdiri dibelakang Bangchan memejamkan matanya. Semua teman-teman Seungmin menangis dalam diam. Semua orang di sana juga terdiam Tidak tau harus berbuat apa.

°•°•°

Terhitung 20 menit sejak perginya Seungmin. Mereka masih terdiam, berenang dipikirannya masing-masing.

Ayen yang tidak betah dengan suasana ini mendekati Hyunjin. "Kak." Panggilnya.

Hyunjin sedang duduk bersandar sambil menekuk lutut, merasa terpanggil ia mendongakkan kepalanya. Matanya merah. Hyunjin pasti sedang menahan tangisnya.

"Rencana awal kak, kita bisa hidupin Seungmin lagi." Kata Ayen.

Hyunjin diam. Otaknya belum bisa merespon dengan benar. "Maksud lo?"

"Robot kak."

Mendengar itu Hyunjin langsung berdiri dan menghampiri Bangchan yang masih setia di samping Seungmin. Hyunjin merasa, Bangchan belum siap untuk kehilangan temannya lagi.

[2] SKZ: The Next Of The Z [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang