18

440 136 16
                                    

Ayoo jangan jadi sider...
________________________________
________________________________



Brakk!

Suara pintu dibuka sangat keras.

"Keluar bego! Kalian mau mati disini?" Teriak Jeno.

"Bang Jeno!!" Seru Jisung.

"Cepet!" Teriak Chenle yang berjaga-jaga di belakang Jeno ada Renjun juga di sebelah Chenle.

Jaemin dan Jisung segera keluar lemari besi. Renjun melempar pemukul baseball ke Jaemin dan Jisung.

"Lari ke pintu!" Perintah Jeno.

"Pintu mana?" Jaemin bertanya.

"Ya disini pintu cuma ada satu kan?!" Sahut Chenle.

"Santai buset." Ujar Jaemin.

Mereka saat ini ada dipojok ruangan. Sedangkan pintu masuk dan keluar yang hanya ada satu itu berada didepan mereka. Hanya tinggal berlari sekitar 5 meter mereka akan sampai di pintu.

Tapi didepan pintu itu banyak orang bergerombolan yang saling dorong agar bisa keluar dari sana. Semua orang sangat panik. Untung saja disini tidak ada anak-anak.

"Apa lo tau sandinya No?" Tanya Renjun.

"Nggak lah. Bobol aja!"

"Terus orang-orang itu gimana buset?" Jantung Jisung rasanya mau copot aja liat orang-orang pada ribut saling teriak.

"Minggir! Minggir! Awaaaaaaaass!!" Teriakan nyaring Chenle yang mirip lumba-lumba kebelet boker lumayan membuahkan hasil, orang didepan mereka memberikan jalan untuk mereka lewat.

Kayanya mereka serem sama Chenle deh.

"Saya coba dobrak biar kita bisa keluar." Ujar Jaemin tergesa-gesa.

Para zombie yang awalnya sedang sibuk dengan orang-orang yang sudah tidak bernyawa di tengah ruangan jadi berlari ke arah mereka karena mendengar teriakan Chenle.

"Woi kalian urus itu gua sama Jaemin yang coba buka!" Teriak Jeno.

"Enak aja!" Protes Renjun.

"Iya kalian hadapi mereka!" Seorang pria tua tiba-tiba mendorong Renjun ke belakang.

Jisung dan Chenle juga sama diarak ke pinggir kerumunan agar menjaga mereka dari zombie-zombie itu.

"KOK GUE KAYA JADI TUMBAL PESUGIHAN GINI SIIHHHH!!!" Teriak Chenle dengan nada tinggi di akhir.

Tiba-tiba saja zombie-zombie di depan mereka meraung-raung tidak jelas. Mereka seperti menutupi kepala mereka menggunakan sayap.

"Kenapa lo? Maju sini lo!" Jisung menyiapkan kuda-kudanya dan memegang tongkat baseball nya dengan erat.

"Ah! Ya jangan disuruh maju bego! Yang ada kita di caplok!" Sahut Renjun.

"Oiya. Jangan maju!" Teriak Jisung lagi.

"Mereka kenapa anjir teriak-teriak nggak jelas sambil sujud-sujud?" Bingung Chenle yang ikut memasang kuda-kudanya.

Jisung mengernyitkan keningnya. Berfikir sejenak.

"Tadi,"

"Tadi apa?"

"Lo teriak kan?"

"Oh jangan-jangan mereka sensitif sama suara lo Le!" Ujar Jisung.

"Mana ada! Suara gue kece gini!" Chenle tak terima.

"Maksudnya sama suara yang berfrekuensi tinggi Le!" Sahut Renjun.

[2] SKZ: The Next Of The Z [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang