3

1K 274 18
                                    

"Ayen, lo deg deg an nggak?" Tanya Han.

Ayen masih tetap fokus memerhatikan bidikan di depannya.

Tak!

Anak panah itu tepat mengenai sasaran. Lalu Ayen menoleh ke Han.

"Kenapa? Takut yaa..." Goda Ayen.

"Enggak bukan gitu. Gimana ya, ya ngeri aja gitu. Apalagi kita juga udah lama nggak keluar dari sini." Ucap Han.

"Lagian ini juga bukan pertamakali buat kita kak. Tenang ae."

"I-iya sih..."

"Haechan sama yang lain aja keliatan santai santai aja kok."

Han tidak melanjutkan percakapan dan lebih memilih melanjutkan latihan menembaknya. Ayen juga kembali fokus ke bidikan di depannya.

Selang beberapa menit Han merasa bosan lalu duduk dan meminum sebotol air putih.

Ayen yang merasa kelelahan akhirnya meletakan busurnya dan duduk bersila di depan Han.

"Nih." Han menyerahkan botol ke Ayen.

"Makasih kak." Ayen menerima botol itu dan langsung meneguk habis isinya.

"Bosen nih, ke sebelah kuy!" Ajak han.

"Yok!" Jawab Ayen yang langsung berdiri dengan semangat.

Han dan Ayen segera keluar dari ruang latihan mereka dan menuju ruangan di sebelah mereka, yaitu ruang latihan Haechan dan Mark.

Apakah kalian bertanya tanya dimana Kira? Kira sudah diangkat menjadi dokter di sini. Karena keahliannya dalam obat obatan.

"Punten kang."

Han membuka pintu tanpa mengutuknya, dan mereka terdiam saat melihat pemandangan di depan mereka.

"Kalian ngapain tindih tindihan?" Tanya Han.

"Kenapa kak?" Ayen menengok ke dalam ruangan.

"Heh? Nganu?" Ceplos Ayen.

Mark dan Haechan yang awalnya saling tindih langsung berdiri dan secara bersamaan melempar sepatu ke arah Ayen.

"Jangan mengadi ngadi kamu anak kecil!" Seru Mark.

"Terus ngapain tindih tindihan?" Han melenggang masuk.

"Kita lagi latihan gulat. Bosen kali nembak nembak mulu." Ujar Haechan.

Ayen ikut masuk. "Nggak coba panahan?"

"Sama aja, mata gue pedes lama lama disuruh melotot liatin lingkaran." Ujar Haechan.

"Ayo mending coba sesuatu yang baru. Kan mungkin juga bakal bermanfaat besok." Ajak Mark.

"Ngapain tuh?" Tanya Han.

"Mukbang ramen." Sahut Haechan.

"Haha lawak lo." Han tertawa hambar.

"Ketawa ngapa? Nyenengin anak orang apa susahnya." Kesal Haechan.

Ingin rasanya Haechan menampol wajah songong manusia bergigi jumbo di depannya ini.

"Yok lah! Latihan apa kak?" Ayen terlihat sangat bersemangat.

"Berhubung gue anak taekwondo, kita latihan taekwondo." Kata Mark.

Selanjutnya Ayen, Haechan, dan Mark latihan dasar dasar taekwondo. Sedangkan Han sudah tertidur lelap di pojok ruangan.

Enak kali hidupnya.

[2] SKZ: The Next Of The Z [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang