27

351 115 23
                                    

Semua Daxbot sudah dibantai habis. Saat Felix mengecek ke dalam pesawat musuh, hanya ada Jacob dan pengawalnya saja. Sedangkan Jackson dan Tzuyu tidak ada di sana.

"Kemana mereka?!" Sentak Felix.

Jacob tersenyum. "Kau kira kami bodoh? Mereka sudah pergi ke menara itu." Jawabnya.

"Bagaimana bisa?"

Mata Felix melihat sekeliling dan ada pintu kecil yang terbuka. Felix langsung lari ke arah Jacob dan menonjoknya tepat di rahang.

°•°•°

"Kalian tidak akan bisa membukanya!" Teriak Profesor Nakamoto sambil berlari mendekati Tzuyu dan Jackson yang sudah berada tepat di depan pintu menara.

Tzuyu menoleh ke belakang lalu berbalik lagi menghadap pintu menara. Seperti yang dikatakan Profesor Nakamoto, mereka harus menjawab pertanyaan untuk masuk ke dalam.

'Selamat datang di menara utama. Untuk akses masuk anda perlu menjawab satu pertanyaan berikut,'

Pintu itu mulai berbicara.

"Tunggu!" Robot Ayen tiba-tiba berseru lalu menoleh ke Professor Nakamoto. "Prof? Kalau jawabannya salah, apa ada batasan?"

Profesor Nakamoto mengangguk. "Benar, hanya ada tiga kali kesempatan."

"Jika kesempatan itu habis?"

"Jika tiga kesempatan habis, menara akan meledak dengan sendirinya." Penuturan Profesor Nakamoto membuat semua yang ada di situ cemas.

"Oke! Kita buat kesepakatan?" Tzuyu dan Jackson menatap Robot Ayen dengan tatapan bingung.

"Kesepakatan apa?" Tanya Tzuyu.

"Satu kesempatan untuk kami, satu untuk kalian dan kesempatan terkahir untuk profesor Nakamoto yang sudah jelas tau jawabannya." Jelas Robot itu.

"Tidak mau!" Tolak Tzuyu dengan lantang.

Jackson nampak berfikir sebentar. "Tidak adil jika seperti itu, kesempatan kalian 100% untuk masuk ke sana!"

"Tidak. Saya belum memberitahu kalian bahwa saya juga tidak tau jawaban maupun pertanyaannya." Bantah Profesor Nakamoto.

Semua langsung diam.

"Yasudah! Kesempatan terakhir boleh untuk siapa saja!" Robot Bangchan memberi saran. Mereka menyetujui.

Quiz dimulai.

'Hanya satu pertanyaan.'

'Di-diamkan tetap terjaga, banyak suara akan hancur tetapi sekali bergerak bisa menyelamatkan bahkan bisa menghancurkan dunia.'

Pertanyaan sudah disebutkan, mereka diam sambil memproses pertanyaan di kepala mereka. Benda apa yang di-diamkan tetap terjaga, banyak suara akan hancur dan sekali bergerak bisa menyelamatkan dunia bahkan bisa menghancurkan?

"Boleh saya menjawab?" Robot Han mengajukan diri.

"Silahkan, tapi pikirkan baik-baik." Ucap Profesor Nakamoto.

Robot Felix dan Ayen langsung menampakkan wajah cemas, cemas jika robot itu akan menjawab sesuka hatinya. Mengingat kepribadian Han yang asli juga sangat random apalagi duplikatnya ini.

"Benda kuno!" Seru Robot Han dengan cepat.

Deng!

'Dua kesempatan tersisa. Sekali lagi,'

'Di-diamkan tetap terjaga, banyak suara akan hancur tetapi sekali bergerak bisa menyelamatkan bahkan bisa menghancurkan dunia.'

Mereka menatap ke Tzuyu dan Jackson yang sedang kebingungan memikirkan jawaban.

"Mungkin saya tau." Ucap Jackson.

"Ya sana dijawab pak." Sahut Robot Ayen.

"Mesin." Jawab Jackson.

Dan sekali lagi.

Deng!

'Satu kesempatan tersisa. Terakhir,'

'Di-diamkan tetap terjaga, banyak suara akan hancur tetapi sekali bergerak bisa menyelamatkan bahkan bisa menghancurkan dunia.'

Mereka ingin mengutarakan isi kepala mereka, tapi jika salah bicara sekali ini saja. Semuanya akan usai.

Robot Ayen yang bingung harus apa melihat yang lain sedang berfikir. Kakinya bergerak maju mundur memainkan pasir. Matanya menatap ke sana kemari, melihat-lihat menara dari bawah hingga puncaknya.

"Ah!" Seru robot Ayen tiba-tiba.

"Kenapa?" Profesor Nakamoto bertanya kebingungan.

"Menara ini! Arti dari Di-diamkan tetap terjaga itu jika tidak ada yang kesini menara ini tetap akan berdiri tegak."

"Arti dari banyak suara akan hancur, jika dari tiga kesempatan yang diberikan tadi kita terus menjawab dengan salah menara ini akan hancur."

"Dan yang terakhir, tetapi sekali bergerak bisa menyelamatkan bahkan bisa menghancurkan dunia. Itu tergantung siapa yang masuk ke dalam dan memanfaatkan menara ini. Pertanyaan itu! Tentang masa depan!"

Mereka tercengang seketika mendengarkan penjelasan dari Robot Ayen.

Ting!

'Akses pintu dibuka.'

Benar! Jawaban robot Ayen benar. Pintu besi besar itu terbuka lebar. Tapi anehnya, beberapa robot yang mirip dengan Daxbot01 keluar dari sana. Apa robot-robot itu menyambut kedatangan mereka?

"Apa nih?"

Boom! Tidak! Mereka tidak menyambut. Robot-robot itu malah menyerang mereka. Sialan. Keamanan di menara ini memang benar-benar di luar pikiran.

"KOK?!"

Sudah bisa ditebak. Jika mereka ingin masuk ke dalam menara, mereka harus mengalahkan robot-robot raksasa itu dulu.

Mengambil kesempatan, Jackson dan Tzuyu masuk menyelinap ke dalam menara. Sedangkan para robot SKZ melindungi Profesor Nakamoto dari serangan robot-robot raksasa itu.

°•°•°

Bangchan, Felix dan Ayen berlari menuju ke menara. Dari kejauhan mereka dapat melihat ada keributan yang sedang terjadi.

"Loh kenapa?!" Seru Felix saat melihat robot kloningannya diserbu banyak robot raksasa.

Menyadari kehadiran Felix, robot Felix menghampiri tuannya. "Naik gue! Cepet!"

"Hah?!" Ucapan robot kloningannya membuat Felix bingung.

Bangchan dan Ayen yang berada disebelahnya juga ikutan bingung.

Srakk! Robot Ayen ikut mundur mendekat. Lalu kedua tangan robot itu menyatu.

"Cepat naik ke punggung kita, mereka sudah masuk ke menara! Bahaya!"

Tanpa bertanya-tanya lagi, Bangchan langsung menaiki punggung robot Ayen, Felix pun mengikuti Bangchan.

"Lah terus gue?" Protes Ayen yang tidak mendapatkan tempat.

"Gandulan aja di lengan nih! Ayo gercep!" Felix menarik tangan Ayen untuk memegang lengan robot Felix dan Ayen yang sudah menyatu.

Sambil menggerutu, kedua tangan Ayen berpegangan kuat pada tanya besi didepannya.

Woosh! Mereka terbang.

"Asem! Aku nggandul!" Teriak Ayen.
(Asem! Aku menggantung!)


[2] SKZ: The Next Of The Z [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang