"Yen, kita kudu nyelamatin Lino."
"Tapi gue nggak bisa apa-apa, sekarang kita harus nurut sama Kak Bangchan."
"Heh Bang Chan." Seru Haechan kepada Bangchan yang sedang tiduran di dalam mobil.
Saat ini mereka sedang beristirahat dipinggir sungai yang tanpa sengaja mereka lewati. Tentu saja itu karena Bangchan sudah lelah menyetir mobil.
Keadaan Haechan tiba-tiba membaik setelah keluar dari hutan yang lebat dan terkena sinar matahari.
"Kok manggil namanya doang? Yang sopan dong Chan!" Ujar Ayen.
"Yang manggil namanya doang siapa? Orang gua panggil Bang Chan! Bang spasi Chan! Bukan Bangchan tapi Bang.Chan." Sungut Haechan.
"Tapi kan nama dia Bangchan!"
Oke perdebatan sengit pun dimulai.
"Kalo manggilnya Bang Chan lebih asik, ya kali gue panggil Bang Bang?"
"Kan bisa manggil Bang Bangchan."
"Ribet!"
"Kan lebih sopan!"
"Sewot amat sih lu?"
"Dih! Gue cuma ngasih tau."
"Bri enam!"
"Hah?"
"Brisix."
Bangchan yang asik senderan sambil merem di dalem mobil jadi keganggu.
"Heh bocil! Cepet naik, kita kudu cepet-cepet balik ke markas."
Ayen dan Haechan pun segera mengisi botol minum mereka dengan kecepatan kilat. Setelah itu mereka melanjutkan perjalanan agar segera mendapatkan bantuan untuk Haechan.
Hening selama 5 menit, Haechan berfikir sejenak. Ia melirik Ayen sekilas. Karena sedang tidak mood untuk berdebat dengan Ayen, Haechan memutuskan untuk berkata dengan benar.
"Kak!" Panggil Haechan membuat Ayen meliriknya.
"Kak Bangchan!" Panggil Haechan lagi.
"Apa Chan?" Jawab Bangchan.
"Kak Bangchan beneran nggak mau nyelamatin Lino dulu?"
Bangchan menggeleng. "Lo yang harus diutamakan disini Chan."
"Tapi sekarang gue udah baikan kak."
Ayen sedari tadi hanya diam menyimak dan sesekali menghela nafas kesal sambil membatin 'diem apa susahnya sih? nurut aja gitu?'
"Kita nggak tau obat apa yang dikasih ke lo Chan. Kita juga nggak tau efeknya bakal gimana. Jadi lo diem dan nurut aja oke?" Jelas Bangchan.
"Tapi kak, Lino kan temen kalian?"
"Chan-"
"Kalian juga udah susah-susah buat Lino hidup lagi kan?"
"Haec-"
"Lino baik banget kak orangnya, masa kalian mau buang dia gitu aja?"
Bangchan menghela nafas. Ayen yang sadar kalau kata-kata Haechan sedikit berlebihan pun mencari sesuatu. Ia mengambil botol minum yang ada didalam tasnya.
"Kak-MASKJDAPAANSAHYAN?" Haechan ngomong sambil mangap-mangap gara-gara Ayen.
"DIEM!"
"YAAPASAH!"
"DIEM!"
"LAPASANANJANG!"
"DIEM DULU ANJ-"
"Haechan."
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] SKZ: The Next Of The Z [END]
AdventureKami kembali! Dengan wajah baru. Dengan wujud baru. Dan dengan misi yang baru. pt two of nzt update tidak terjadwal. Diharapkan untuk membaca seri pertama dahulu, NZT : Eradication of the virus Z