03 – Crazy Girl
Alfa masuk ke dalam rumahnya dengan raut datar tanpa ekspresi. Laki-laki itu memang terlihat tenang, namun siapa sangka kepalanya begitu pusing memikirkan tragedi di luar dugaan yang terjadi sepanjang hari ini.
Alfa menghempas tubuhnya di atas kasur. Ia ingin tidur dulu untuk menenangkan pikirannya. Namun baru 5 detik laki-laki itu memejamkan matanya, pintu kamar terbuka lebar oleh sang Mama.
"OMG! ANAK NAKAL MAMA SEKARANG UDAH PUNYA PACAR?"
"KENAPA PACARAN SEMBUNYI-SEMBUNYI? SIAPA YANG NGAJARIN HUH?!!"
"SIAPA PACAR KAMU ITU? AWAS KALAU BUKAN CEWEK YANG BENER-BENER JENIUS!"
Teriakan sang mama yang heboh bin melengking sanggup membuat telinga Alfa berdengung walau sudah ia tutup tadi dengan bantal. Wanita cantik paruh baya itu berkacak pinggang di samping kasur, menatap putranya horor.
"Sabar ma, awas keriput nanti mukanya." Ujar Alfa berbaring miring sambil memeluk bantal gulingnya.
"Jangan coba-coba mengalihkan pembicaraan kamu ya! Kali ini mama gak mau di tipu lagi." Kata wanita itu membuat Alfa meneguk saliva kasar.
"Siapa yang bilang ke mama kalau aku udah punya pacar?" Tanya Alfa tenang.
"Hello!! Mama itu perempuan paling terupdate tentang berita heboh dan panas. Foto kalian berdua tadi pagi itu udah berderet di medsos Mama." Ujar sang Mama menggebu-gebu.
"Mama Gita yang terhormat, kalau mau tanya satu-satu ya? Alfa pusing lihat mama ngoceh dan heboh kek ibu-ibu lagi arisan." Pinta Alfa memelas. Laki-laki itu benar-benar sudah lelah dan butuh istirahat sebenarnya.
"Benar kamu sudah punya pacar?" Tanya Gita sangat penasaran.
"Hoax!" Jawab Alfa singkat.
"Jelas-jelas dia pacar kamu, kalian foto bareng tadi pagi! Kamu bahkan rangkul cewek itu! Masih mau nyangkal?" Ujar Gita tak habis pikir dengan tingkah putranya itu.
"Dia cewek gila ma, ngaku-ngaku pacar aku. Kenal aja enggak. Tadi pagi aku mau foto sama dia itu hanya kasihan. Aku gak mau dia nanggung malu yang besar, masih kelas X soalnya." Jelas Alfa benar-benar jujur.
"Yah, padahal mama berharap banget dia benar-benar pacar kamu." Lirih wanita itu kecewa.
"Kenapa?" Tanya Alfa ingin tahu alasan keinginan sang mama.
Gita memilih duduk di sofa sambil melipat tangan di depan dada menghadap putranya yang berbaring miring itu. "Dia cantik banget, dia juga imut di mata mama. Pengen banget mama punya anak perempuan kayak dia."
"Dia gak jenius, semester pertama peringkat ke-3 dari belakang di kelasnya. Kelas paling belakang lagi. Kelas X Ipa H, kumpulan murid-murid yang belajar bodo amat sama nilai." Cerita Alfa terus terang kepada sang Mama.
Jelas itu membuat Gita terkejut. Padahal awalnya ia mengira sosok gadis bernama Sasya itu jenius seperti harapannya. Ternyata jauh di luar ekspetasinya. Namun wanita itu tetap tersenyum.
"Kamu bener-bener gak suka sama dia?" Tanya Gita memicing matanya.
"Gak." Jawab Alfa yakin.
"Kalau kamu nanti suka sama dia, kamu harus ngajarin dia dan buat dia jadi gadis pinter. Jadi mantu mama harus perempuan yang pintar." Ucap Gita serius lalu berdiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Simbiosis
Teen FictionDia Asya, gadis penuh kejutan istimewa. Siapa sangka, dirinya hadir di dalam kehidupan seorang Alfa hingga menciptakan romansa luka. Lalu, bagaimana kisah mereka selanjutnya? Cover by Pinterest