35 - Everything Will Be Okay

135 110 173
                                    

35 – Everything Will Be Okay

        Seorang gadis.

        Berambut coklat panjang.

        Terkapar tak berdaya dengan darah memenuhi tubuhnya.

        "A-asya..."

        Tangis Gita pecah saat itu juga saat melihat Asya. Tubuhnya bergetar hebat, tangannya penuh dengan darah saat mengangkat kepada Asya ke pangkuannya.

        "APA YANG KALIAN TUNGGU LAGI?! CEPAT TELEPON AMBULAN!" Teriak Gita histeris karena orang-orang malah mengerumuni Asya.

       "Asya, bertahan nak. Kamu ku-kuat..." Kata Gita getir. Jantungnya berdetak sangat cepat.

        Sedangkan Gilbert berdiri melihat Asya dengan tatapan kosong. Wajah Gilbert pucat pasi, tangannya bergetar, ia sangat terkejut dengan kejadian secepat kilat tadi.

        Yang lebih sialnya lagi...

        Mobil si penabrak itu sudah menghilang tanpa jejak.

        "Papa!" Pekik Gita menyadarkan Gilbert. "Mama takut, Pa." Kata Gita dengan napas terputus-putus melihat wajah Asya.

        Semua orang yang melihat kejadian itu sangat terkejut.

        "Asya," panggil Gilbert dengan tangan bergetar mengusap pipi gadis itu.

        Kenapa kamu nolongin saya?

        "Bertahan ya sayang?" Pinta Gilbert meneteskan air matanya. Ia sangat takut melihat keadaan Asya.

*****

        "Lama sekali Asya sampai ke rumah?" Tanya Alfa pada dirinya sendiri.

        Sedangkan di hadapannya, Samuel berkutat pada layar lebtop-nya mengurus segala surat-menyurat kepindahan Asya.

        "Om, Asya udah boleh nikah belum?" Tanya Alfa mencari topik.

        Samuel melirik Alfa sekilas. "Belum!" Jawabnya tegas.

        "Padahal saya pengen nikahin anak Om." Kata Alfa serius.

        "Sekolah dulu yang benar!" Ketus Samuel.

        "Mau di kasi makan apa anak kalian nanti?" Tanya Samuel geleng-geleng kepala.

        "Bulan depan saya bakal di angkat Papa saya jadi CEO di perusahaan kami, lebih tepatnya di Asia." Ujar Alfa.

        "Gak mungkin saya gak bisa kasi Asya makan." Lanjut Alfa lagi.

        "Kamu itu!" Samuel menghela panjang. "Kamu tahu kan kalau hubungan keluarga Samudra dan Angkasa itu tidak baik? Papamu sangat tidak menyukai saya." Tutur Samuel melanjutkan lagi pekerjaannya.

        "Yang nikah anaknya, kenapa orang tuanya yang repot?" Gumam Alfa sebal.

        "Saya dengar!" Ketus Samuel.

        "Minum dulu Om," suruh Alfa. "Istirahat sebentar."

        Samuel menghembuskan napasnya panjang lalu meneguk secangkir kopi yang masih hangat itu.

Dritttt

Drittttttt

        Alfa mengangkat telepon dari sang Mama dengan malas.

        "Apa?" Tanya Alfa datar.

        "Asya sekarang di rumah sakit Angkasa ruang UGD, sayang." Ujar Gita di seberang sana menangis hebat.

SimbiosisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang