09 – Chemistry Lab
Pagi ini, dengan senyuman paling manis Asya berdiri di depan kelas XI Ipa A. Gadis itu sangat bersemangat sekali bertemu Alfa. Segera Asya berjalan santai masuk ke dalam kelas itu tanpa peduli reaksi kakak kelasnya.
"Jas lab kakak, sini. Aku mau pakai." Pinta Asya sambil meletakkan telapak tangannya di depan wajah Alfa.
"Ambil dalam tas!" Balas Alfa terus memperhatikan layar lebtop-nya.
Saat Asya ingin membuka tas Alfa, suara Jenny menghentikan gerakannya. "Gak punya sopan-santun." Sindir Jenny sengaja tapi tak melihat Asya.
Asya memilih tak peduli. Gadis itu mengambil Jas milik Alfa secepatnya. Namun lagi-lagi Jenny sengaja mengeluarkan kata-kata yang terasa menyindirnya.
"Seriusan bisa practicum? Yang ada nanti malah bikin gara-gara di ruang lab." Tambah Jenny tersenyum sambil meniup debu di kukunya.
"Maksud kakak apa?!" Tanya Asya dongkol.
"Siapa yang ngomong sama lo?" Heran Jenny berdecih sinis sambil mengibas rambutnya.
"Jangan suka ngurusin hidup orang deh kak! Hidup kakak aja belum tentu benar!" Ketus Asya lalu pergi dari kelas itu membuat Jenny menggeram.
"Lo kenapa Jen?" Tanya Alfa sambil menutup leptob-nya.
"Kenapa dengan mudahnya kamu pinjemin jas lab itu buat Asya? Selama ini kamu gak pernah ngizinin satu orangpun sentuh jas lab itu." Ujar Jenny kepada Alfa.
Alfa menaikkan alis kanannya menatap Jenny dengan raut datar dan tak menyahut membuat Jenny benar-benar kesal.
*****
Asya sangat bahagia saat mengenakan jas lab milik Alfa. Jas itu sangat harum seperti harum tubuh Alfa, bersih, dan terlihat sangat rapi. Ada name tag Alfa tergantung di dada kanan jas itu membuat Asya ingin berteriak sakin senangnya. Jas itu menutup tubuh Asya sehingga gadis itu tampak mungil.
"Senyum terus, sampai bibir lo pecah-pecah." Kata Dara.
"Salah terus gue di mata lo, Dar!" Sebal Asya mengerucutkan bibirnya.
Dara merangkul pundak Asya saat memasuki ruang lab kimia. Gadis itu tertawa lalu menciumi pipi Asya gemas. Jujur, Dara sangat senang melihat Asya bahagia seperti sekarang.
"Lepasin gue Dar!" Ketus Asya berusaha melepaskan pelukan Dara pada lengannya.
"Jas kak Alfa buat gue mabuk Sya, gue peluk lo terus ya?" Kata Dara sok imut sambil mengendus-ngendus lengan Asya.
Asya mendorong kepala Dara dengan kasar. "Bu Milla mau nerkam kita bego!" Desis Asya membuat Dara mengalihkan pandangannya ke arah depan.
"Baiklah, hari ini kita akan melakukan practicum menentukan kadar asam dan basa dari bahan-bahan yang sudah ibu siapkan." Jelas buk Milla.
"Kalian bebas memilih kelompok masing-masing supaya enak bekerja sama. Silahkan pergi ke meja masing-masing dan mulai bekerja. Waktunya dua jam, selesai langsung kumpulkan." Ujar buk Milla lalu kembali duduk di kursinya.
"Laporan practicum yang paling penting. Usahakan buat dengan rapi dan teliti supaya nilai kalian bagus. Silahkan mulai." Kata guru itu mengakhiri penjelasan dengan senyum.
"Baik buk," kompak satu kelas itu lalu segera memilih meja practicum masing-masing.
Asya dan Dara tentu satu kelompok. Kedua gadis itu memang tidak bisa dipisahkan, sudah seperti saudara kembar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Simbiosis
Teen FictionDia Asya, gadis penuh kejutan istimewa. Siapa sangka, dirinya hadir di dalam kehidupan seorang Alfa hingga menciptakan romansa luka. Lalu, bagaimana kisah mereka selanjutnya? Cover by Pinterest