11 – Jealous
Alfa tiba-tiba saja memetik senar gitarnya menciptakan intro sebuah lagu yang membuat semua orang memfokuskan matanya pada cowok tampan bertopi hitam itu.
"Matamu melemahkanku, saat pertama kali ku lihatmu." Riko bernyanyi saat Asya ingin melewati sekumpulan murid-murid laki-laki kelas XI Ipa A.
"Dan jujur, ku tak pernah merasa, ku tak pernah merasa begini..." Sambung salah satu teman sekelas Riko.
"Oh mungkin, ini kah cinta pandangan yang pertama. Kar'na apa yang ku rasa ini tak biasa... Jika benar ini cinta, mulai dari mana... Oh dari mana..." Tambah salah satu cowok berpakaian acak-acakan itu sambil melihat Asya intens.
"Dari matamu, matamu, ku mulai jatuh cinta. Ku melihat, melihat ada banyanganmu, dari mata membuat ku jatuh, jatuh terus, jatuh hati..." Kompak seluruh murid laki-laki itu tepat saat Asya berjalan di tengah-tengah mereka.
Semua orang mendadak membisu saat melihat Alfa menahan lengan kanan Asya yang ingin melewatinya. "Ada yang aneh, mata lo cantik. Tapi sayang, lo gak peka." Kata Alfa.
"Mata kamu bagus, aku suka." Balas Asya tersenyum manis mengacak-acak rambut Alfa lembut.
"Perbaiki! Suaranya sumbang!" Ujar Alfa datar lalu melempar gitar itu pada Kevin.
Alfa menarik lengan Asya dan membawa gadis itu menjauhi teman-temannya membuat seluruh murid laki-laki itu bersorak heboh.
"Muka datar kek pantat Kevin aja bisa buat seluruh siswi gila, apalagi muka gue yang kayak Dono." Riko memandang Alfa di depan sana.
"Riko setan! Pantat lo tuh benjol!" Balas Kevin tidak terima dikata-katain.
"Diem Kas! Liat si Indro udah bawa gandengannya pergi, kita kapan?" Ujar Riko menatap Kevin.
"Gue bukan Kasino!" Tajam Kevin membuat seluruh teman-temannya tertawa lepas.
"Gue bisa bawa Dara, lo bawa siapa? Bawa bulu ketiak sana!" Sambung Kevin sadis kepada Riko.
*****
"Kak, kenapa ke rooftop sih? Aku belum simpan tas ke kelas." Ujar Asya saat mereka berdua sampai ke tempat itu.
Jam sekarang masih pukul 6 lebih 20 menit. Masih terlalu pagi membuat suasana rooftop terasa dingin dan matahari nampaknya masih enggan bersinar. Alfa duduk di sofa usang itu membuat Asya mau tak mau duduk juga di samping kanan cowok itu.
"Kalau gak ada hal penting aku turun kak. Aku mau ke kelas, di sini dingin." Kata Asya karena baju seragam dan roknya itu pendek.
"Lo nanti malam konser?" Alfa melihat Asya membuat cewek itu mengangguk kecil.
"Kakak nonton kan?" Tanya Asya memastikan.
"Gak." Jawab Alfa singkat dan jelas membuat Asya tersenyum kecut.
"Kayaknya lebih enak pakai kata aku kamu. Rasanya lebih dekat dan lembut. Kakak suka gak aku manggil gitu?" Ujar Asya berusaha mengembalikan lagi rasa santai di antara mereka.
"Suka," jawab Alfa jujur.
"Kakak suka gak sama aku?" Tanya Asya lagi dengan berani.
"Yakinin aja perasaan gue," Jawab Alfa sambil memejamkan matanya bersandar pada sofa itu.
"Kamu aneh. Kadang kasar, kadang dingin, kadang lembut, dan terkadang sifat kamu berubah menjadi hangat. Jujur, aku suka. Tapi aku juga trauma dengan kata-kata kamu yang benar-benar bisa buat aku ketakutan." Kata Asya mengusap lembut wajah Alfa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Simbiosis
Teen FictionDia Asya, gadis penuh kejutan istimewa. Siapa sangka, dirinya hadir di dalam kehidupan seorang Alfa hingga menciptakan romansa luka. Lalu, bagaimana kisah mereka selanjutnya? Cover by Pinterest