31 - I Wish

188 156 214
                                    

31 – I Wish

        Jangan tanya bagaimana suasana hati ini. Bisa berubah dalam sedetik hanya karena hadirnya dirimu di sisiku.

        "Dara," sapa Kevin lalu duduk di samping gadis itu. "Lo baik-baik aja?"

        Dara menghembuskan napasnya panjang. "Gue gak mau jauh dari Asya, gue sangat sayang dia."

        "Emang Asya mau ke mana?" Tanya Kevin belum tahu.

        "Kalau dia gak naik kelas besok, dia bakal berangkat dan tinggal di Paris sama keluarga dari Mamanya di sana. Gue pengen Asya tetap di sini." Jawab Dara menatap hampa ke depan sana. Suasana lapangan outdoor futsal tampak ramai di penuhi murid-murid yang sedang latihan.

        "Gak mungkin Asya gak naik kelas." Balas Kevin santai.

        Dara menoleh. "Tapi tadi nilainya kosong semua di papan mading."

        "Lo sendiri yang bilang kalau Asya itu pintar. Nilai rapor besok di tentukan hasil rapat seluruh guru perkelas dan gak ada yang tahu karena tertutup." Ujar Kevin menyandarkan tubuhnya.

        "Lo sendiri," Kevin melihat Dara. "Nilai lo aman?"

        Dara mengerucutkan bibirnya tak suka. "Standard semua."

        "Gakpapa, yang penting cowoknya pintar." Balas Kevin menatap langit siang ini. Langit biru berawan tinggi itu menandakan cuaca sangat bagus.

         Dara tersenyum menggigit bibir bawahnya. "Siapa cowoknya?"

        "Gue lah! Siapa lagi." Sahut Kevin membuat senyum gadis cantik itu mengembang sempurna.

         "Kita kan gak pacaran, Vin." Kata Dara terkekeh kecil.

         "Tamat SMA siap-siap gue lamar lo ke rumah." Ujar Kevin santai menyugar rambutnya yang lembut tertiup angin.

        Dara melotot kaget reflex memukul kepala Kevin membuat cowok itu meringis kesakitan.

        "Gue bercanda, gue kan mau kuliah ke Meksiko." Kata Kevin tertawa hambar.

        Dara berdehem singkat lalu duduk kembali menghadap ke depan lapangan. "Harus cepat tamat kuliah di Meksiko, aku gak bisa nunggu lama tanpa kepastian." Ucap Dara.

        Kevin mengangguk mengerti. "Kalau lo mau kuliah di mana?"

        "Di Singapore aja, di sana sama kakak." Jawab Dara tersenyum kecil tanpa melihat Kevin.

        Kevin meraih lengan Dara membuat gadis itu menoleh terkejut. Kevin meletakkan tangan gadis itu di atas pahanya. Kemudian ia mengeluarkan sebuah gelang yang sedari kemarin ia taruh di saku celana seragamnya.

        "Gelang?" Beo Dara.

        Kevin tersenyum tipis lalu mengenakan gelang permata putih itu di lengan kanan Dara. Ia melihatnya, sangat cocok sekali di pergelangan gadis berkulit putih itu.

        "Ini mahal, Vin." Kata Dara ingin melepaskan gelang itu. Ia tak pantas menerimanya. Pacar Kevin saja bukan, bagaimana bisa ia menerima barang dari cowok itu?! Mahal pula!

        "Jangan di lepas!" Ujar Kevin dingin membuat Dara terdiam seketika. "Itu pemberian Mama, setahun yang lalu. Kata Mama kasi ke istri gue nanti."

        "Terus kenapa kamu kasi ke aku, Vin?" Kesal Dara.

        "Gue pastiin, lo yang bakal jadi istri gue, Dar. Pakai terus sampai kapanpun. Jaga dengan baik gelang itu." Ujar Kevin tegas.

SimbiosisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang