14 – Promise
Hujan kembali turun membasahi bumi. Cuaca sore ini sangat buruk. Bunyi guntur menyambar dahsyat dan rintik hujan semakin deras membuat banyak murid terpaksa harus menunggu dulu di sekitar koridor samping parkiran.
Asya duduk di kursi panjang di koridor depan kelas Ken karena berdekatan dengan tempat dimana mobilnya terpakir. Sesekali gadis itu menggosok-gosok badannya sendiri. Ia tidak ada bawa jaket ke sekolah, tidak menyangka sore ini akan turun hujan yang begitu lebatnya.
"Are you okay? Asya, gue anter pulang." Ujar Ken tiba-tiba berjongkok di depan Asya dan menggenggam erat tangan gadis itu yang mendingin.
Asya mengangguk kecil. Belum sempat kunci mobilnya ia letakkan di tangan Ken, seseorang terlebih dulu mengambilnya. Asya dan Ken sontak menoleh kaget.
"Mau apa lo?" Tanya Ken geram melihat Alfa.
"Kenapa?" Balas Alfa dengan wajah datar dan alis kanannya terangkat sebelah seperti menantang.
"Asya pulang sama gue!" kata Ken tegas ingin merampas kunci mobil dari tangan Alfa namun lebih cepat di simpan Alfa pada saku celana seragamnya.
"Sorry, I never believe you. She was just will be fine with me." Balas Alfa menatap Ken sangat tajam lalu menarik lengan Asya.
"Kak, motor kamu gimana?" Tanya Asya melihat Alfa.
"Nanti bisa di bawa sama orang suruhan gue ke rumah lo." Jawab Alfa santai segera memasukkan Asya ke dalam mobilnya, barulah Alfa mengitari mobil itu dan masuk di kursi pengemudi.
Alfa sadar, sedari tadi Asya tak berhenti melihatnya. Dari saat Alfa menyalakan mobil Asya, memutar-mutar stir, hingga kini mobil itu melaju dalam kecepatan rendah karena jalanan sangat licin. Alfa tidak mau mengambil risiko.
"Lain kali, kalau sekolah bawa jaket." Kata Alfa sambil membukakan jaketnya dan memberikannya pada Asya. "Di pakai!" Suruh Alfa segera di turuti gadis itu.
"Sayang banget aku sama kamu kak, kayak gini terus dong biar romantis." Ujar Asya tersenyum manis sambil memerengkan tubuhnya menghadap Alfa yang sedang fokus menyetir.
"Gue gak bisa romantis!" Ketus Alfa.
"Ini udah romantis tauuu... Kamu nganterin aku pulang, terus kasi aku pakai jaket kamu." Kata Asya dengan senangnya.
"Lo bahagia?" Tanya Alfa.
"Bahagia banget!" Jawab Asya semangat membuat Alfa tertegun mendengarnya. Simple sekali kebahagiaan gadis itu.
"Kak! Beli sate yuk! Aku laper." Pinta Asya memasang wajah lucunya.
Alfa mengendus sebal namun tetap menuruti juga. Mobil itu berhenti di depan sebuah kedai pinggir jalan tempat penjual sate ayam.
"Jangan keluar dari mobil, gue beli dulu." Perintah Alfa lalu segera berlari cepat agar seragamnya tak basah kuyup.
Asya yang melihat hal itu tersenyum merekah. Perlakuan Alfa yang perhatian seperti itu selalu membuat darahnya berdesir cepat dan hatinya menghangat.
Asya mencium aroma parfume jaket hitam Alfa yang berhasil membuatnya terbuai. Asya suka wanginya, hanya Alfa yang punya wangi seperti ini. Jaket cowok tampan itu juga sangat bersih membuat Asya semakin suka memeluk tubuhnya sendiri.
Beberapa saat kemudian, Alfa kembali membawa 2 kantong kresek berisikan sate ayam itu. Alfa memberikan makanan itu kepada Asya, dua-duanya ia beri membuat Asya melotot.
KAMU SEDANG MEMBACA
Simbiosis
Teen FictionDia Asya, gadis penuh kejutan istimewa. Siapa sangka, dirinya hadir di dalam kehidupan seorang Alfa hingga menciptakan romansa luka. Lalu, bagaimana kisah mereka selanjutnya? Cover by Pinterest