08 – Challenge
"Malam sayang," sapa Samuel saat Sasya sudah duduk di kursinya.
"Malam." Balas Asya singkat.
Setelah Samuel memimpin doa barulah mereka mulai makan dalam keheningan. Sedari tadi Samuel terus melirik setiap gerakan Asya saat makan. Samuel senang putrinya itu semangat makan.
"Gimana sekolahnya?" Tanya Samuel telah selesai lebih dulu sambil mengelap bibirnya dengan tissue.
"Menarik," jawab Asya jujur sambil mengingat kejadian sepanjang hari tadi di sekolah.
"Besok sore akan ada guru les private datang ke rumah buat ngajarin kamu science. Dia sudah lulus S2, pasti kamu lebih cepat paham kalau di ajari dia." Ujar Samuel membuat Asya ingin melontarkan protes.
"Tidak ada penolakkan! Papa malu lihat nilai rapor kamu semester pertama. Papa mohon, jangan buat papa malu lagi di semester kedua nanti saat mengambil rapor kamu." Tambah Samuel lagi karena ia tahu Asya pasti mau menolak.
"Pah! Saat sebelum masuk SMA Kalingga, aku udah pernah bilang sama papa, kalau aku gak mau masuk kelas Ipa! Aku gak ada bakat dalam bidang science pah! Sebenarnya aku mau masuk kelas bahasa, karena papa paksa aku masuk Ipa jadi aku turutin." Asya menjelaskan dengan raut kemarahannya.
"Setelah masuk kelas Ipa dan lihat nilai aku jelek, kenapa papa bersungut-sungut dan bilang malu?! Aku pasti lulus pah, walau hanya dengan nilai pas-passan di Ipa. Tapi, aku bisa lulus dengan nilai tertinggi kalau di kelas bahasa!" Sambung Asya lalu beranjak dari kursinya.
Samuel terhenyak seketika saat mendengarkan penjelasan putrinya. Pria itu mengusap wajahnya kasar. Ia menoleh ke belakang, putrinya sudah berlari menuju kamar.
"Maafin papa, sayang." Lirih pria paruh baya itu menyesal.
*****
Asya menghempas tubuhnya kasar ke atas tempat tidurnya. Gadis itu menghapus kasar jejak air matanya. Gadis itu menghembuskan napasnya kasar lalu membuka ponselnya dan menekan panggilan pada manager–nya.
"Hallo?"
"Gimana soal konser itu kak? Kira-kira sudah berapa puluh persen siap?"
"Sudah setengah Sya, kamu jangan lupa terus latihan. Semua tata rangkaian acara dan lagu-lagu yang bakal kamu bawa sudah kakak kirim kemarin malam."
"Syukurlah, siap kak. Yaudah, aku tutup ya?"
"Iya, good night baby."
"Good night too, kak."
Asya segera merapikan lagi tatanan rambutnya. Gadis itu terlihat sangat cantik dengan rambut terurai berpakaian tidur. Ia segera keluar dari kamar membawa ponselnya menuju ruang musik.
"Hai semuanya, udah lama banget aku gak live on Instagram." Kata Asya sambil duduk di kursi depan mic dan memangku gitarnya.
Asya tersenyum manis bahkan terkekeh kecil terlihat komentar-komentar yang diberikan para followers–nya yang sangat kangen dirinya live Instagram.
@jenny_meracel Enak banget ya jadi lo, senyum dan ketawa mulu kayak gak ada beban hidup.
Senyum Asya memudar saat membaca komentar dari Jenny untuknya. "Mau aku nyanyi apa malam ini?" Tanya Asya.
@gladisya_ Happy by Skinnyfabs kak!
KAMU SEDANG MEMBACA
Simbiosis
Teen FictionDia Asya, gadis penuh kejutan istimewa. Siapa sangka, dirinya hadir di dalam kehidupan seorang Alfa hingga menciptakan romansa luka. Lalu, bagaimana kisah mereka selanjutnya? Cover by Pinterest