23 – Girlfriend
"Selamat pagi, Afa!" Sapa seorang gadis dengan senyuman paling ceria sedunia.
Alfa menoleh kaget melihat gadis itu. Siapa lagi kalau bukan Asya–– pacarnya yang baru resmi tadi malam.
"Ngapain?" Tanya Alfa dengan wajah datarnya.
"Kenapa tadi pagi berangkat ke sekolah sama Asna?" Tanya Asya tanpa menghilangkan senyumnya.
"Bukan urusan lo." Jawab Alfa tak mau melihat Asya.
Asya memilih duduk di samping Alfa. Banyak murid-murid yang memperhatikan keduanya dengan raut penasaran tingkat dewa.
"Kamu lagi ada masalah?" Tanya Asya lembut.
Alfa diam, laki-laki itu memilih menyibukkan dirinya membaca artikel di ponselnya.
"Aku ada salah?" Tanya Asya pelan.
Alfa menjawab cepat. "Lo gak ada salah apapun sama gue. Sekarang lo pergi!"
"Kamu kenapa sih? Kepribadian kamu banyak ya?" Tanya Asya jengah.
"Hari ini terakhir ujian berbasis komputer, besok udah ujian praktik. Lo harus serius, gak ada istilah main-main lagi." Ujar Alfa tanpa menatap Asya.
Asya mengangguk kecil. "Kamu udah sarapan?"
"Udah," jawab Alfa. "Sama Asna tadi di rumah."
Senyum Asya tiba-tiba memudar. Gadis itu menunduk sambil mengayun-ayunkan kakinya. Asya boleh cemburu gak?
"Sana, masuk ke kelas!" Suruh Alfa pada Asya.
Asya menggeleng cepat. "Kamu gak ada yang pengen di sampein buat aku?" Tanya Asya penuh harap.
"Gak ada," jawab Alfa datar.
"Kamu deket banget ya sama Asna?" Cicit Asya.
"Hm."
"Yaudah, semangat ujiannya." Ucap Asya tersenyum berusaha menyenangkan hatinya sendiri saat ini.
Asya berdiri dari kursi itu. Ia mengacak-acak rambut hitam Alfa sangat sayang. "Ganteng banget, hihi." Cingir Asya.
Niat Asya yang ingin berjalan tertunda karena sebuah tangan menahan pergelangan tangannya. Asya melihat Alfa dengan raut kebingungan.
"Lo cantik banget." Ucap Alfa jujur–– itu yang ingin ia ungkapkan sejak pertama melihat Asya tadi.
Asya menggigit pipinya berusaha menahan senyumnya yang seketika ingin mengembang sempurna. Gadis itu mengeluarkan sebuah kertas yang sudah ia lipat dengan rapi lalu menyimpannya ke dalam telapak tangan Alfa.
"Ini apa?" Tanya Alfa.
Asya tak menjawab, gadis itu segera pergi menjauhi Alfa.
Coba senyum :)
Jujur. Selama aku kanal kamu, gak pernah sekalipun aku lihat kamu senyum buat aku.
Mahal banget ya senyum kamu? Padahal senyum itu gak berbayar.
Mata kamu terlalu tajam kalau natap aku. Aku takut tauuu, rasanya pengen pingsan.
Tapi, ada kalanya kamu natap aku dalem banget. Itu buat aku susah bernapas.
Ngeselin bangettt, tapi aku suka. Huaa gimana dong?!
KAMU SEDANG MEMBACA
Simbiosis
Teen FictionDia Asya, gadis penuh kejutan istimewa. Siapa sangka, dirinya hadir di dalam kehidupan seorang Alfa hingga menciptakan romansa luka. Lalu, bagaimana kisah mereka selanjutnya? Cover by Pinterest