45 - All About Darkev

128 97 79
                                    

45 – All About Darkev

        Terlihat jelas di raut wajah kedua remaja itu sangat tegang menatap layar laptop masing-masing. Tangan mereka saling bertautan untuk menunggu hasil ujian masuk perguruan tinggi swasta Meksiko.

        Dara meneguk salivanya kasar. Ia melirik Kevin di sampingnya. "Kalau aku gak lulus gimana?"

        "Pasti lulus!" Balas Kevin tanpa keraguan sedikitpun.

         Kadang Dara sedikit bingung dengan laki-laki tampan di sisinya ini, Kevin itu selalu yakin akan sesuatu, padahal bukan dia yang menjalaninya.

        Itu yang membuat Dara insecure berada di sisi Kevin. Laki-laki yang terlihat tidak ada kurangnya ini, begitu mencintainya. Dara takut mengecewakan laki-laki itu.

        Seulas senyum menawan terpantri di wajah tampan Kevino Aldebaran. Dan itu membuat Dara tak ingin melepaskan pandangannya dari paras wajah Kevin.

        Kevin memperlihatkan layar laptop-nya kepada Dara. "Gue lolos!"

        Dara tersenyum senang, ia juga tidak terkejut. "Selamat," ucap Dara tulus.

        "Aku gak berani lihat hasil punyaku," kata Dara tiba-tiba memeluk lututnya sendiri.

        "Biar gue aja yang lihat." Balas Kevin.

        "Jangan!" Tolak Dara memeluk cepat laptop-nya.

        Dara menggeleng lemah. "Nanti kamu kecewa lihat hasilnya."

        Kevin menghela napas panjang. Ia mengusap lembut rambut sebahu Dara. "Gakpapa, sini gue lihat."

        Dara perlahan menyerahkan laptop-nya kepada Kevin. Kevin tersenyum. Laki-laki itu segera membuka hasil ujian Dara.

        Tatapan Kevin tiba-tiba meredup. Hal itu membuat Dara menunduk dalam tak berani melihat raut kekecewaan Kevin.

        "Gak lulus."

*****

        Setelah Kevin pulang dari rumahnya, Dara langsung masuk ke kamar. Ia mengunci rapat pintu kamar dan menghempas kasar tubuhnya di atas kasur.

        Gadis itu menangis.

        "Dara sayang, buka pintunya." Kata sang Mami dari luar kamar dan mengetuk-ngetuk pintu kamar putri bungsunya.

        "Sayang Mami pengen ngomong."

        "Ayo buka, Mami mohon."

        Saat itu juga, pintu kamar terbuka. Terlihat jelas wajah gadis cantik itu basah oleh air matanya. Wajahnya sembab, rambutnya juga kusut, dia tidak baik-baik saja.

        Dilma, sang Mami memeluk tubuh Dara membuat gadis itu kembali meneteskan air matanya.

        "Maafin Dara," bisik gadis itu.

        "Dara udah usaha semaksimal yang Dara bisa, Mi." Tambah Dara bergetar. Tangannya terangkat membalas pelukan Dilma.

        "Kamu pintar, gakpapa gak lulus." Kata Dilma lembut.

        "Mami sama Papi pasti kecewa, Kevin aja kecewa." Ujar Dara mengusap kasar air matanya.

        Dilma melepaskan pelukannya, ia membawa Dara untuk duduk di kasur putrinya itu.

        "Kevin marah sama aku, Mi." Adu Dara membuat Dilma sedih.

        "Kevin gak marah, Mami lihat dia tadi pulang baik-baik aja tuh?" Balas Dilma berusaha menenangkan putrinya.

SimbiosisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang