Chapter 18: At The End

164 21 13
                                    

Changsub mendudukkan tubuhnya di kasurnya. Diluar hujan. Changsub menatap hujan yang turun lewat jendela apartemennya. Ya ia sendirian menatap hujan deras yang tumpah ke bumi. Hujan seolah mengerti, karena di pikirannya dan dihatinya juga hujan sedang turun disana.

"Apa ini berarti aku sudah tidak memiliki kesempatan lagi, Yewon-ah?" Monolog Changsub lirih sambil tetap menatap hujan itu.

"Hhh..." Changsub mendesah lagi. Ternyata dirinya bukanlah satu-satunya lelaki yang menyayangi Yewon. Changsub tidak ingin terburu-buru untuk menyatakan perasaannya karena tidak ingin membuat Yewon terkejut dan malah justru menjauhinya. Ia ingin memberi Yewon waktu agar rasa itu tumbuh dengan sendirinya. Namun lihatlah yang terjadi? Ia justru terlambat. Meskipun pada akhirnya akan ditolak, harusnya ia mengatakannya agar tidak ada perasaan yang mengganjal di dadanya.

Lelaki itu merebahkan tubuhnya di kasurnya. Memikirkannya hanya membuatnya pusing. Changsub lalu beranjak menuju pianonya dan mulai menuliskan lirik bersama suara dan musiknya yang mengalun indah.

Sementara itu Namjoon menurunkan kacamatanya. Ia merentangkan tangannya keatas. Beberapa jam di dalam pesawat membuat badannya pegal. Ia ingin memberi kejutan kepada adik-adik nya. Jadi hari ini ia kembali ke rumahnya sebentar untuk bertemu dan menyemangati Yewon yang akan debut sebentar lagi dan juga Taehyung yang sedang mempersiapkan ujiannya. Ia juga sangat rindu pada kedua adiknya.

***



Yewon sedikit termenung menatap lurus kedepan. Sedikit rasa tidak enak mengganjal di hatinya. Yewon tau, bahwa Changsub cukup terkejut tadi. Apalagi sikap Yoongi yang seolah-olah ikut memanasinya.

"YAAK KIM YEWON!" Yewon terkejut mendengar sentakan itu. Asap menguar kemana-mana. Yewon lebih terkejut melihat ayam yang tadi ia goreng sudah tidak berbentuk. Hitam seperti potongan kayu.

"Astaga apa yang kulakukan? Aku- aaawww..." Yewon yang terkejut reflek memegang pinggiran wajan yang panas itu.

Yoongi berlari ke arahnya dan mematikan kompor di hadapan Yewon. Ia menarik lengan Yewon dan membasuhnya dengan air mengalir.

"Tunggu aku ambilkan obat." Yoongi beranjak dan mengambil obat dari kotak P3K di ruang tengah kemudian kembali. Ia menggenggam tangan Yewon dan mendudukkan nya di kursi minibar. Yewon memandangi Yoongi yang terlihat serius mengobatinya. Yoongi sedikit menunduk. Ia mengolesi salep dan meniup-niup jari Yewon yang memerah terkena wajan tadi. Kemudian Yoongi memberi plester di luka nya.

"Nah sudah selesai." Ucap Yoongi. Ia mendongak dan menatap Yewon. Gadis Kim itu tersipu kemudian memalingkan wajahnya.

"Kau sedang memikirkan apa?" Tanya Yoongi. Yewon menggeleng.

"Aku tidak memikirkan apapun."

"Aku tau kau berbohong. Apa kau sedang memikirkan penyanyi itu?"

"An-aniya." Jawab Yewon terbata. Yoongi tersenyum.

"Kau tidak pandai berbohong, Yewon-ah."

"Mianhae oppa. Aku hanya merasa tidak enak kepada Changsub oppa." Ucap Yewon lirih. Yoongi menegakkan tubuhnya.

"Tidak usah dipikirkan."

"Tapi aku--"

"Sssttt..." Yoongi meletakan telunjuknya di bibir mungil Yewon. Mereka saling menatap. Lengan Yoongi beralih mengusap bibir merah muda itu. Yewon mulai gugup. Apalagi saat ini Yoongi lebih mendekat ke arahnya. Apakah kejadian saat itu akan terulang. Yewon sedikit memundurkan wajahnya saat wajah Yoongi semakin dekat. Gadis Kim itu memejamkan mata saat perlahan sesuatu menyentuh bibirnya. Yoongi menciumnya dengan lembut. Perlahan mereka mulai menikmatinya. Hingga...

SOMEDAY [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang