Yewon menatap kosong kopernya yang baru saja ia bawa dari asramanya. Dunianya seakan runtuh. Mereka baru saja kembali ke rumah masing-masing. Rumah dengan keluarga mereka. Yewon tak tau harus bercerita tentang ini pada siapa. Keluarganya berada jauh disana. Hanya Yoongi satu-satunya yang tersisa. Tangannya bergetar, ia berusaha menelepon Yoongi namun tak kunjung dijawab. Perbedaan waktu dengan London atau California juga cukup jauh. Mungkin jika Yewon menelepon keluarganya sekarang, mereka pasti sedang sibuk dengan pekerjaan dan urusan mereka masing-masing.
Yewon akhirnya bangkit dan menuju ke agensi Yoongi. Ia benar-benar butuh teman bercerita. Menumpahkan segala yang ia rasakan pada Yoongi. Jemarinya masih tetap menekan nomor kontak Yoongi hingga akhirnya lelaki Min itu mengangkatnya.
"Oppa, apa kau berada di agensi?" Tanya Yewon tanpa basa-basi.
"Ya. Kenapa?"
"Aku akan kesana. Aku membutuhkanmu. Aku--"
"Tidak bisa. Aku sibuk."
"Sebentar saja, kita makan bersama ya. Atau mengobrol beberapa menit pun tidak masalah."
"Aku bilang tidak bisa berarti tidak. Aku sedang sangat sibuk. Pekerjaanku banyak."
"Ah sebentar saja. Aku sebentar lagi sampai. Tunggu aku."
Yewon mematikan ponsel sedangkan Yoongi meremas-remas rambutnya. Ia benar-benar kesal. Pekerjaannya banyak. Bitna menuntut untuk selalu merevisi lagu itu, padahal tanggal perilisan tinggal sebentar lagi. Yoongi benar-benar frustasi saat ini. Belum lagi Yewon yang memaksanya ingin bertemu. Dia benar-benar pusing.
Yewon sampai di lobby gedung, saat ia akan melangkah ke arah elevator seseorang menariknya.
"Kau Yewon kan? Kekasih Yoongi?" Yewon yang terkejut mengerjap-ngerjapkannya matanya. Ia masih shock dengan tarikan yang tiba-tiba semakin terkejut melihat sosok di hadapannya. Park Bitna.
Yewon tidak tau mengapa ia masih dikenali, padahal Yewon sudah memakai masker dan topi.
"Dengar gadis kecil, seserius apa hubunganmu dengan Yoongi? Kurasa lebih baik kau menyudahi permainan ini. Ini tidak cocok untukmu." Ucap Bitna sambil mengelus pipi Yewon.
"Maksudmu apa?" Tanya Yewon sambil menjauhkan wajahnya dari tangan perempuan itu.
"Jauhi Yoongi. Aku menyukainya."
"Dia sudah menjadi milikku. Kurasa kau yang harus menjauhinya, Bitna-ssi!" Ujar Yewon tajam. Bitna tidak menyangka bahwa gadis di hadapannya ini seberani itu. Karena ia mengira Yewon adalah gadis yang baik, lemah lembut dan penurut.
"Dengar gadis kecil, kau harus melakukan apa yang aku pinta. Kau tidak ingin kan menghancurkan karir Yoongi yang baru seumur jagung itu?"
"Jika aku tidak mau, kau mau apa?"
"Aku mengapresiasi keberanianmu, tapi aku bisa melakukan segalanya. Termasuk menghancurkan karir Yoongi. Orang yang kau cintai itu. Ya kau cintai. Hahaha."
"Kami saling mencintai, kau tidak bisa melakukan itu."
"Apa katamu? Saling cinta? Apa kau yakin? Hmm aku tidak yakin. Tanyakan pada dirimu sendiri, apa dia benar mencintaimu. Hati kecilmu pasti mengetahuinya bukan?"
"Terserah, aku tidak akan menuruti kata-katamu." Yewon mendorong Bitna dan pergi meninggalkannya.
"Brengsek!" Umpat Bitna sambil menatap tajam punggung Yewon yang berjalan menjauhinya.
***
"Oppa..." Yewon sampai pada studio Yoongi dengan terengah-engah. Ia duduk dan meletakan tasnya disampingnya. Jujur sepanjang ia berjalan dari lobby hingga kemari, ucapan Bitna terngiang di telinganya. Yoongi menatap kesal Yewon yang datang ke studionya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SOMEDAY [COMPLETED]
Fanfic"Kau tau? Orang yang berpotensi besar untuk melukaimu adalah orang yang kau cinta. Akankah sebuah ketulusan mampu mempertahankan hubungan? Entah dia terlalu naif, atau lelaki itu terlalu bodoh untuk melepasnya. Melepas orang yang amat mencintainya d...