Yoongi memandang email di laptopnya sambil tersenyum puas. Sudah satu bulan ia tidak mengunjungi kediaman keluarga Kim karena sibuk dengan project lagunya. Seperti yang sudah Yoongi katakan pada Yewon saat terakhir mereka bertemu, bahwa ia akan menyetorkan lagunya pada agensi yang menawarinya kemarin-kemarin. Hari ini Yoongi tersenyum puas karena mendapat email bahwa dirinya diterima di Tube entertainment.
Yoongi segera merapikan barang-barangnya dan bersiap pulang. Tidak pulang ke apartemennya melainkan ia ingin segera membagikan berita bahagia ini dengan Yewon. Tidak. Maksudnya, kepada Yewon dan Taehyung.
Hari sudah larut, Yoongi tidak yakin mereka masih bangun. Ia memencet bel beberapa kali di rumah utama. Lima menit kemudian pintu terbuka. Ya secara otomatis. Karena baik Yewon maupun Taehyung dapat membuka pintu depan dari remote control di kamarnya. Yoongi segera masuk kedalam. Langkahnya terhenti melihat Yewon yang menuruni tangga dengan wajah khas bangun tidurnya. Yewon menguap dan merenggangkan tubuhnya. Lelaki Min itu tersenyum dan segera berlari ke arah Yewon. Memeluknya. Yewon terkejut. Nyawanya belum terkumpul sempurna saat Yoongi menubruk tubuhnya dan memeluknya erat.
"Aku berhasil." Bisiknya di telinga gadis itu.
Gadis Kim itu mengerjapkan matanya beberapa kali. Mencerna apa yang terjadi.
"Eoh? Apanya yang berhasil oppa?" Tanya Yewon polos masih dalam dekapan Yoongi.
"Aku berhasil. Aku berhasil melakukannya, Yewon-ah."
"Aku tidak mengerti apa yang oppa katakan. Tapi bisakah oppa lepas dulu?" Ucapnya semakin tercekat. Yoongi memeluknya dengan sangat erat sehingga ia sulit bernapas.
"Eoh. Mianhae." Yoongi reflek melepas pelukannya. Ia menggaruk kepalanya sambil tersenyum canggung. Mengapa ia melakukan itu? Mengapa ia memeluk Yewon? Itu murni diluar kesadarannya.
Yewon melangkah menuju sofa ruang tengah diikuti Yoongi di belakangnya. "Oppa duduklah aku akan ambilkan minum." Yewon melanjutkan langkahnya menuju dapur. Yoongi duduk di sofa dengan canggung.
Yewon menyandarkan tubuhnya di lemari pendingin. Dadanya berdegup kencang. Tentu ia terkejut dengan gerakan yang tiba-tiba itu. Mengapa Yoongi memeluknya? Apakah ia menyukainya juga? Atau itu hanya gerak refleks nya saja karena terlalu senang? Yewon mengacak rambutnya kesal. Entahlah. Jawabannya hanya Yoongi yang tau.
Gadis Kim itu mengambil dua botol minuman dan membawanya ke ruang tengah. Ia meletakan minuman itu diatas meja dan menyodorkannya pada Yoongi.
"Gomawo." Ucap Yoongi pelan. Yewon mengangguk.
Yewon mengatur napasnya. Jangan sampai ia terlihat canggung. Ia bertekad untuk bersikap biasa pada Yoongi.
"Jadi berita yang oppa bawa, apakah akan dibagikan padaku saja atau pada Taehyung Oppa juga?"
"Kalian berdua." Balas Yoongi.
Yewon mengangguk. "Baik aku akan bangunkan Taehyung Oppa sebentar. Yewon bangkit untuk membangunkan kakaknya itu. Namun sebuah tangan menahannya.
"Jangan membangunkannya jika dia sudah tidur. Aku tidak ingin mengganggunya. Aku akan memberitahunya besok." Ucap Yoongi.
Yewon menghembuskan napasnya. Ia juga sudah tidur saat Yoongi menekan bel rumahnya dengan brutal, apakah beritanya tidak bisa ditunda besok? Yewon sedikit kesal. Ia kemudian memandang tangannya yang digenggam oleh Yoongi dan lelaki Min itu tampaknya sadar dan segera melepaskannya.
"Mian." Ucap Yoongi lagi. Yewon kembali duduk di sebelah Yoongi.
"Baik, jadi kabar apa yang oppa bawa hingga kau menekan bel dengan seperti itu? Asal oppa tau, aku juga sedang tidur tadi." Tanya Yewon sambil menggembungkan pipinya kesal. Namun ia penasaran dengan apa yang membuat Yoongi senang seperti ini. Apalagi sudah sebulan lebih sejak pengakuannya, dan Yoongi tidak pernah kerumahnya lagi. Yewon kira dia menjadi canggung kepadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SOMEDAY [COMPLETED]
Fanfic"Kau tau? Orang yang berpotensi besar untuk melukaimu adalah orang yang kau cinta. Akankah sebuah ketulusan mampu mempertahankan hubungan? Entah dia terlalu naif, atau lelaki itu terlalu bodoh untuk melepasnya. Melepas orang yang amat mencintainya d...