Chapter 32: Someday

161 27 34
                                    

Ada hal-hal yang tidak bisa dipaksa. Sekuat apapun itu. Yewon belajar banyak soal ini. Bagaimana ia berjuang hingga akhir. Sampai akhirnya dia menyadari bahwa upayanya sia-sia karena nyatanya, cinta yang ia berikan sama sekali tidak mampu menyentuh hati terdalam orang itu. Pun yang Changsub lakukan untuk Yewon. Dia melakukan segalanya, namun gadis Kim itu tetap pada pendiriannya. Namun, mereka lupa satu hal bahwa hati itu fleksibel tidak mutlak.

Yoongi masih menatap komputer di hadapannya dengan tatapan kosong. Ia benar-benar tidak bisa berkonsentrasi. Terbayang wajah Yewon beberapa hari lalu saat menemuinya dan ia malah mengatakan hal-hal jahat kepadanya. Kata-kata yang seharusnya tidak ia keluarkan. Yoongi pun tidak menghubunginya sama sekali sejak kejadian itu. Begitupun Yewon. Dia benar-benar tidak menghubungi Yoongi.

Suara ketukan pintu kembali terdengar. Yoongi membuka pintu studionya. Perempuan itu langsung masuk dan duduk di sebelah kursi kerja Yoongi. Yoongi mengeryitkan dahinya heran.

"Ada apa lagi? Aku sudah menyelesaikan pekerjaanku dan kau pun sudah menyetujuinya kan? Lalu apa lagi sekarang?" Tanya Yoongi gusar.

"Yaa, Yoongi-ya kau jangan berkata seperti itu. Aku hanya ingin bertemu denganmu. Apa itu salah? Aku sengaja mengosongkan jadwalku untuk menemuimu disini."

"Diam Bitna-ssi. Kita tidak cukup dekat. Pergilah aku sedang tidak mood meladenimu. Urusanku denganmu sudah selesai."

"Yoon, apa kau tidak bisa menikmatinya saja? Menikmati waktu denganku? Aku selalu ingin seperti ini." Bitna memajukan tubuhnya dan menyandarkan kepalanya di dada Yoongi. Lelaki Min itu terkejut tentu saja. Ia mendorong Bitna. Emosinya sudah dipuncak.

"Jangan sentuh aku. Aku sudah memperingatkanmu. Kenali batasanmu!!!" Ujar Yoongi dengan meninggikan suaranya. Berharap perempuan itu akan mengerti. Namun diluar dugaan, Bitna malah merangsek maju dan dengan lancang mengecup bibir Yoongi. Yoongi terkejut dan mendorongnya dengan keras.

"Apa yang kau lakukan? Kau tidak punya harga diri huh? Brengsek!!" Yoongi mengelap bibirnya dengan bajunya. Bitna menatapnya tajam. Setelah sedikit meringis karena tubuhnya menghantam dinding.

"Tidak usah munafik. Kau menyukaiku kan? Aku juga. Aku menyukaimu sejak aku mulai melihatmu di televisi. Sejak saat itu aku menargetkan untuk bertemu denganmu. Kau tidak menghargai ku? Aku menyukaimu. Anni, mungkin aku sudah menggilaimu sekarang." Balas Bitna dengan nada tinggi juga.

"Ya kau memang gila. Hentikan kegilaan ini. Aku batalkan project ini. Pergi dari sini. Aku tidak ingin melihatmu di sekitarku lagi."

"Kau akan menyesal Yoon."

"Aku lebih baik menyesal sekarang daripada aku menyesal nanti karena terjerumus dalam permainanmu."

"Apa lagi yang kau pikirkan? Kekasihmu sudah pergi kan? Aku bebas untuk mendekatimu Yoon."

"Kau memang gila. Pergi atau kupanggil security!!!"

"Kau akan menyesal karena menyia-nyiakanku. Lihat saja nanti." Umpat Bitna.

"Ya ya, aku akan melihatnya nanti. Pergi brengsek!!!"

Akhirnya Bitna pergi meninggalkan Yoongi di studionya. Lelaki Min itu membenturkan kepalanya keatas meja berkali-kali. Merasakan sakitnya. Setelah dirasa puas, ia mengangkat kepalanya dan menyandarkannya di kursi. Ketukan pintu terdengar lagi. Kali ini Yoongi tidak langsung membukanya. Namun orang itu memasukan passcode, Yoongi yakin itu adalah staffnya karena yang mengetahui passcode studionya hanya Yoongi, staff-staff nya dan Yewon. Benar dugaannya Daehan masuk dengan tergesa.

"PD Nim apa berita itu benar?" Tanya Daehan dengan terengah-engah. Yoongi mengeryitkan dahinya.

"Berita apa?" Tanya Yoongi heran.

SOMEDAY [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang