<19> D.O

33.8K 2.9K 117
                                    





Happy Reading
🌻🌻🌻🌻


Bibir gadis itu cemberut. Matanya menatap tajam pada cowok yang dengan anteng memeluknya erat. Kenapa Jisella sangat mudah goyah oleh Vino? Hanya karena cowok itu memeluknya secara langsung seperti tadi, berhasil membuat iman nya goyah.

"Mau ke taman?" Tawar Vino.

Jisella masih cemberut. Gadis itu lantas menggeleng. "Gak mau, udah sore," tolaknya.

Vino mengangguk. Semakin mengeratkan pelukannya pada tubuh mungil tersebut. Nyatanya, memeluk Jisella dari belakang lebih nyaman menurutnya. Cowok itu menumpukan kepalanya pada bahu Jisella, seraya ikut menonton tayangan yang tengah Jisella tonton di handphonenya.

Saat ini, keduanya tengah berada dikamar Vino. Cowok itu dengan seenak jidat menggendongnya kesini.

Jisella duduk diantara kaki Vino yang terbuka. Berada dikukungan cowok itu membuatnya nyaman.

Vino mengambil sesuatu dari dalam sakunya, tangannya kemudian keluar dari saku tersebut dengan membawa sebuah karet yang entah ia dapat darimana. Dengan hati-hati, cowok itu mengumpulkan rambut Jisella menjadi satu, menariknya tinggi-tinggi, lalu mengikatnya dengan karet tersebut.

Setelahnya, Vino menatap bangga hasil karyanya. Perfect!

Jisella mulai tersadar dengan rambutnya, tangan gadis itu meraba ikatan rambut hasil karya Vino. Sedikit ada yang aneh, ia kemudian menoleh pada Vino. "Kok diatas banget sih?"

"Emang kenapa?"

"Kayak pocong, tau!"

Jisella mendelik, meski begitu ia tak berniat membenarkan ikatan rambutnya.

Tangan Vino terangkat ingin membenarkannya, tapi Jisella lebih dahulu menepisnya. "Udah gini aja!"

Vino mengangguk patuh.

Jisella kembali terfokus pada tontonya, tak jauh berbeda, Vino pun kembali memeluk Jisella seperti tadi.

Vino menghirup rakus wangi dari leher Jisella. Gadis itu belum mandi, tapi masih wangi. "Gak mau mandi?" Tanya Vino.

"Gak mau. Emang kenapa? Vino mau bilang Lala jelek? Bilang aja! Lala juga gak bakalan percaya. Lala kan aduhai, udah gitu cantik banget, pinter juga. Jadi Lala gak peduli kalo Vino ngatain Lala jelek," cerocosnya.

Vino terdiam. Ia hanya bertanya hal sepele, tapi kenapa Jisella menjawabnya seolah ia tengah menghinanya? Ia hanya bertanya padahal.

"Gue gak ada bilang lo jelek, Sel," elak Vino.

Jisella mencebik kesal. "Dasar kodok!"

"Hah?"

"Vino mirip kodok!"

Vino & Jisella [OPEN PO!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang