Happy Reading
🌻🌻🌻🌻Keadaan markas BLACON jauh dari kata rapi saat ini. Sesaat setelah penyerangan yang geng Scorpio lakukan, keadaan markas jadi kacau balau.
Kemenangan tentu berada ditangan BLACON. Meski begitu, nyatanya anggota BLACON tak mampu membuat keadaan tetap rapi saat mereka tengah bertarung.
"Lagian, gimana ceritanya lo bisa nyerang mereka?" Tanya Bima.
Semua anggota tengah berkumpul sekarang, meski sebenarnya tidak semua.
"Gue kesel. Terus liat ada beberapa anggota Scorpio lagi nongkrong. Gue serang. Gue menang," jelas Vino singkat.
"Eh buset! Singkat banget cerita lo," pekik Jian.
"Kapan emang?" Tanya Jefran mengabaikan pekikan Jian.
"Waktu lagi ada problem sama Jisella,"
Semua anggota mengagguk paham.
Ngomong-ngomong, semua anggota BLACON sudah mengetahui tentang keadaan Jisella. Beberapa anggota bahkan ada yang ingin menjenguk kemarin itu juga, namun Jefran melarang.
"Gila sih, kirain gue kita bakalan kalah. Secara, tadi banyak anggota Scorpio yang bawa-bawa kayu anjir. Lah gue cuma modal sapu, untung aja gue strong, gak ngaruh kayu kek gitu ke gue," cerita salah satu anggota BLACON—Agis.
"Gue juga gak nyangka bakalan menang anjir! Lo mending bawa sapu, gue cuma bisa bawa kemoceng! Mana bulu ayamnya udah pada ilang lagi," sahut anggota lainnya—Ricky.
"Yang penting udah menang ya kan? Btw, jam berapa nih?" Tanya Jian.
"Setengah dua bang," jawab salah satu anggota.
Mendengar itu, Vino lantas berdiri dan mulai berjalan keluar markas.
"Mau kemana Vin?"
"Jagain Jisella!!"
🌻🌻🌻🌻
Detik berganti menit, menit berganti jam, jam berganti hari, hari berganti bulan dan bulan berganti tahun. Siklus itu terus berjalan.
Sudah sekitar satu bulan lebih Jisella tertidur. Dan gadis itu tak menampakkan sedikitpun tanda-tanda akan bangun. Mungkin mimpi yang Jisella alami, lebih menyenangkan daripada dunia nyata Jisella.
Semua orang masih menunggu bangunnya seorang Jisella. Menantikan mata terpejam itu terbuka dan kembali memancarkan binarnya.
Doa-doa terus terpanjat. Raisa bahkan sering mengadakan pengajian dirumahnya agar banyak orang-orang yang mendoakan putrinya segera bangun.
Namun, sepertinya Tuhan belum mengabulkan keinginan terbesar mereka sekarang. Mungkin belum saatnya.
Setiap saat, Vino tak pernah berjauhan dengan Jisella. Setiap hari cowok itu akan menghabiskan waktunya di rumah sakit, tentu untuk menemani Jisella.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vino & Jisella [OPEN PO!]
Teen FictionOPEN PO dari 3 Juni-3 Juli!! Jisella, si gadis polos imut yang mampu membuat seorang Vino Darendra bertekuk lutut padanya. Kenyataan bahwa mereka ternyata teman semasa kecil membuat Jisella semakin masuk dalam lingkar kehidupan Vino. Dingin, kadang...