Happy Reading
🌻🌻🌻🌻Senyum manis terukir jelas pada bibir berbentuk hati tersebut. Jisella sedari tadi terus meng-schroll aplikasi belanja online nya. Tak ada niat untuk membeli, dirinya hanya ingin melihat-lihat barang-barang yang dijual diaplikasi itu.
Tangannya dengan lincah mengetik barang apa saja yang sekiranya menarik. Bisa saja kan, ia berubah pikiran dan berniat untuk membeli barang tersebut.
Jari-jari mungilnya mengetik sesuatu pada kolom pencarian untuk yang kesekian kalinya. Mata nya spontan berbinar kala melihat satu produk—Gantungan handphone.
"Ihh imut banget, Lala jadi pengen," Hati Jisella semakin berbunga-bunga kala melihat lebih detail produk tersebut.
Kaki jenjangnya bergerak menuruni ranjang, lalu berjalan keluar kamar, berniat meminta mami nya untuk membelikannya.
"Mami!"
Raisa menoleh saat mendengar teriakkan putrinya, dan mendapati Jisella tengah berlari, kemudian duduk tepat disampingnya. "Apa?"
Jisella tersenyum mesem-mesem. "Mami, beliin Lala ini dong," pintanya seraya memperlihatkan layar handphonenya pada Raisa.
Raisa mengerutkan keningnya, melihat lebih seksama sesuatu yang Jisella inginkan itu. "Gantungan?"
Anggukan antusias Jisella tunjukan. "Lala mau ini, soalnya lucu. Mami beliin ya?"
Raisa mengangguk setuju, namun kemudian menyerngit heran. "Kenapa gak pesen sendiri?"
"Lala males,"
"Tinggal pesen loh, Jisella. Masa gitu aja males sih!"
"Pokoknya Lala males, harus mami yang pesenin," Ujarnya kukuh.
Menghela nafas sabar, Raisa kembali melanjutkan acara memakan buah nya. Merasa tidak mendapat jawaban yang pasti, Jisella lantas menatap mami nya kesal.
"Mami jadi beliin kan?" Tanyanya memastikan.
Raisa tak melirik. "Males," jawabnya meniru nada bicara Jisella tadi.
"Ihh mami kok gitu sih? Lala pokoknya mau ini!"
"Males,"
Jisella semakin mendengus kesal. "Mami ngeselin! Lala mau minta sama Vino aja," Jisella menghentak-hentakan kakinya dan berjalan kembali menuju kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vino & Jisella [OPEN PO!]
Teen FictionOPEN PO dari 3 Juni-3 Juli!! Jisella, si gadis polos imut yang mampu membuat seorang Vino Darendra bertekuk lutut padanya. Kenyataan bahwa mereka ternyata teman semasa kecil membuat Jisella semakin masuk dalam lingkar kehidupan Vino. Dingin, kadang...