Happy Reading
🌻🌻🌻🌻Tatapan tajam itu terus menghunus layaknya sebuah pedang. Menatap seorang cowok yang sudah cukup lama berdiri di depan pintu rumahnya.
"Lala kan udah bilang! Pergi sana!" Usirnya.
Tentu cowok itu tak mengindahkan perkataan Jisella. "Gak mau!"
"Lala gak suka sama Vino! Lala gak kenal Vino!"
Mengerjapkan matanya beberapa kali, Vino merasa otaknya nge-bug. Katanya gak kenal, tapi tau nama. "Lo gak kasian sama gue?"
"Nggak! Buat apa Lala kasian? Udah sana, berantem lagi aja!" Kesalnya.
Menghembuskan nafasnya perlahan, Vino terus mencoba untuk meraih tangan kecil Jisella. Namun, untuk kesekian kalinya tangan kecil itu menghindar.
"Maaf,"
"Buat apa minta maaf?"
"Udah nyuruh lo pulang bareng sama Ruby,"
"Terus buat Vino yang bohong sama Lala, Vino gak mau minta maaf?"
"Ya itu juga,"
Jisella mendelik kesal. "Kenapa bohongin Lala?" Tanyanya mencoba menahan kekesalan nya.
Sepulang sekolah tadi, Vino memang menyuruh Jisella agar pulang bersama Ruby, sementara cowok itu katanya ingin bertemu teman lamanya.
Namun semuanya terbongkar saat Jisella tak sengaja melihat tawuran didekat sebuah warung kecil. Jalan menuju rumahnya memang bukan melintasi kawasan itu, tapi Ruby ingin membeli sesuatu terlebih dahulu. Dan alhasil, tanpa sengaja Jisella melihat sang kekasih yang tengah asik baku hantam dengan para musuhnya.
"Lo gak akan ijinin gue, kalo gue ngasih tau lo," Vino mencoba memberi penjelasan.
"Ya karena Lala gak mau Vino babak belur gini!" Sewotnya.
Perasaan khawatir dan kesal seolah saling bertentangan. Melihat kondisi cowok itu yang babak belur, membuat rasa khawatir Jisella muncul. Dan kesal diwaktu yang bersamaan karena nyatanya Vino telah membohonginya.
"Maaf, Sel,"
"Basi!"
Vino terkesiap ditempatnya. Mendengar balasan dari kekasihnya itu seolah menggali kejadian pada saat Jisella meminta putus padanya. Pada saat itu, ia pun mengucapkan kata yang sama seperti yang Jisella katakan saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vino & Jisella [OPEN PO!]
Teen FictionOPEN PO dari 3 Juni-3 Juli!! Jisella, si gadis polos imut yang mampu membuat seorang Vino Darendra bertekuk lutut padanya. Kenyataan bahwa mereka ternyata teman semasa kecil membuat Jisella semakin masuk dalam lingkar kehidupan Vino. Dingin, kadang...