Happy Reading
🌻🌻🌻🌻"Sel,"
"Ih! Dibilang jangan pegang-pegang Lala!"
"Kan katanya udah dimaafin, Sel,"
"Tapi gak boleh sentuh Lala! Udah duduk aja disana!"
Kesal? Tentu saja. Datang kesini berharap Jisella tak lagi marah padanya, namun nyatanya sifat jutek gadis itu masih ada. Meski sudah dimaafkan, Vino tak merasa ada perubahan dari gadis itu. Sifatnya tetap saja jutek.
Duduk di karpet berbulu yang terletak di dekat ranjang gadis itu, Vino masih tetap berusaha agar Jisella kembali bersikap seperti biasanya padanya. Namun, sudah beberapa kali berusaha, tak ada titik terang sama sekali. Penolakan terus saja ia dapatkan.
"Sel, gue pulang aja ya?"
"Ya udah, pulang aja sana! Ngapain ngasih tau Lala!"
Mengusap dadanya sabar seraya menghembuskan nafasnya perlahan. Niatnya ingin membuat gadis itu melarang kepergiannya, yang ia dapat malah seperti usiran.
"Beneran nih?"
"Iya!"
Jisella membalikkan badannya yang sedari tadi berbaring di ranjang. Kini, posisi gadis itu tengah membelakangi Vino.
Vino tersenyum kecil saat merasa ada kesempatan untuk mendekati gadis itu. Bergerak dengan perlahan agar tak menimbulkan sebuah suara, Vino mulai mendekat ke arah ranjang.
Gadis itu tengah berbaring dibagian tengah kasur dan itu berhasil membuat Vino tersenyum miring. Ide cemerlang tiba-tiba terlintas dibenaknya.
Saat sudah berdiri tepat disamping ranjang, Vino semakin melebarkan senyumannya. Dan tanpa menunggu lama, cowok itu langsung melompat ke atas ranjang dan memeluk dari belakang tubuh gadis itu erat.
"Ketangkep," ujarnya bangga.
Sontak, Jisella yang dipeluk dengan sangat erat itu langsung memberontak meminta dilepaskan. "Huee lepasiiinnnn, sesek ihh,"
Jisella mengarahkan tangannya kebelakang, dan setelahnya memukul-mukul asal pada bagian wajah Vino. "Lepasin Lala gak?!!"
Sebisa mungkin Vino mencoba menghindar dari pukulan itu. "Nggak mau,"
"Ihh sesek!"
"Bodoh amat!"
"Ih Vino mah!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Vino & Jisella [OPEN PO!]
Dla nastolatkówOPEN PO dari 3 Juni-3 Juli!! Jisella, si gadis polos imut yang mampu membuat seorang Vino Darendra bertekuk lutut padanya. Kenyataan bahwa mereka ternyata teman semasa kecil membuat Jisella semakin masuk dalam lingkar kehidupan Vino. Dingin, kadang...