Vino memarkirkan motornya diparkiran sekolah. Tentu dengan dua tuyul nya. Lengannya bergerak melepas ikatan tali helm, lalu setelah terbuka, ia sedikit merapihkan rambutnya.
Pekikan histeris terdengar dari beberapa gadis-gadis yang tengah berkumpul. Pesona Vino Darendra memang tak tertandingi!
Cowok itu menenteng tas nya dibahu kanan, kemudian menyimpan kedua tangannya disaku celananya.
Sangat tampan. Tak heran jika seluruh gadis di sekolah tergila-gila padanya.
Ketiga cowok itu memasuki kelasnya. Ricuh. Itulah kelas mereka.
Vino melangkah menuju tempat duduknya. Teman sebangkunya sudah lebih dulu duduk disana, dan dapat Vino yakini jika gadis itu tengah melamun.
Ia mendudukkan dirinya disamping Jisella. Menatap aneh cewek yang sekarang notabe-nya adalah pacarnya. Apa gadis itu tak menyadari kedatangannya? Apa yang ia lamunkan hingga tak sadar Vino datang?
Vino mencubit hidung mungil itu keras, membuat ringisan seketika terdengar.
Jisella menatapnya marah sekaligus kesal. "Ih! Ganggu aja! Sakit tau!" Kesalnya.
Vino menoleh acuh. "Lamunin apaan lo?" Tanyanya.
Jisella mengetuk-ngetuk dagunya seolah berpikir. "Tadi Lala lamunin apa ya?" Ujarnya berusaha mengingat. "Oh iya, tadi ada adek kelas yang nyamperin Lala loh," ucapnya memberi tahu.
Vino mengangkat sebelah alisnya seolah bertanya. "Ngapain?" Bukannya bertanya siapa, Vino malah bertanya apa yang dilakukan adek kelas pada Jisella.
"Katanya, Lala belagu. Pura-pura polos lagi," ujar gadis itu apa adanya.
Kening cowok itu menyerngit tidak suka. "Kapan dia ngomong gitu?"
"Tadi, pas Lala mau ke kelas,"
"Siapa namanya?"
Jisella menggedikkan bahu nya tak tahu. "Gak tau, Lala kan baru masuk kemaren. Masa udah kenal sama adek kelas,"
Vino memejamkan matanya, berusaha mengontrol emosinya yang tiba-tiba muncul. Ia harus mencari tau nya nanti.
Kepala cowok itu mendekat ke arah ceruk Jisella. "Lo gak pake parfum nya?" Tanyanya.
Jisella menatap wajah datar itu kikuk. "Lupa hehe. Lagian, parfum yang ini jarang dipake, jadi Lala pake deh,"
Vino berdecak. "Gue kasih bunga melati mau?"
Gadis itu menatapnya bingung. "buat apa?"
"Parfum,"
"Emang wangi ya?"
"Wangi. Wangi kuburan baru,"
🌻🌻🌻🌻
Jian dan Jefran memasuki kelas 10 IPS 2. Mengabaikan teriakan-teriakan memuja dari para adik kelas, mereka memasuki kelas tersebut dengan santai.
Sebenarnya perasaan mereka cukup kesal. Mereka terpaksa masuk kelas ini karena suruhan seseorang, dan tentu saja orang tersebut adalah Vino.
Sudah cukup mereka menyaksikan keuwuan kedua orang itu dikelas, tapi Vino dengan kurang ajarnya malah menyuruh mereka. Meski begitu, sedikit rasa senang juga mereka rasakan. Vino terlihat lebih banyak tersenyum sekarang, walau mungkin hanya mereka yang menyadarinya, karena senyuman yang Vino tunjukan sangat tipis.
Jian melangkah lebih dulu pada seorang gadis yang tengah duduk malu-malu dikursinya, diikuti Jefran dibelakangnya.
Gadis itu membenarkan tatanan rambutnya, kemudian berdiri. "Ada apa ya kak?" Tanyanya malu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vino & Jisella [OPEN PO!]
Novela JuvenilOPEN PO dari 3 Juni-3 Juli!! Jisella, si gadis polos imut yang mampu membuat seorang Vino Darendra bertekuk lutut padanya. Kenyataan bahwa mereka ternyata teman semasa kecil membuat Jisella semakin masuk dalam lingkar kehidupan Vino. Dingin, kadang...