Happy Reading
🌻🌻🌻🌻Sepulang sekolah siang ini, Jisella dan Vino berencana untuk ikut kumpul bersama Ruby. Gadis yang notabenenya senior nya Jisella itu mengajak Vino dan Jisella untuk nongkrong di cafe sebentar.
Bukan hanya mereka, Jian dan Jefran pun turut ikut serta dalam acara nongkrong ini.
Sekarang ke-lima orang itu sudah duduk manis dimeja yang berukuran cukup besar. Kursi yang tersedia pun ada sekitar untuk delapan orang. Padahal mereka hanya berlima.
Setelah menunggu pesanan dengan sedikit perbincangan ringan, akhirnya beberapa pelayan datang dan membawakan pesanan mereka.
Jian yang memang tipikal orang tak sabaran langsung saja menyambar makanan yang ia pesan.
"Kayak gorila," ceplos Jisella.
Sontak karena perkataan gadis itu, ke-empat orang yang tadi ikut menikmati pesanan masing-masing ikut tertawa.
Sementara Jian sendiri, cowok itu langsung menghentikan acara makan nya dan menatap gadis itu malas.
"Jangan sekata-kata deh bocil!" Kesalnya.
Jisella mendelik tak terima. "Ih, Lala buka bocil ya! Emang nya Jian apa, makan kok kayak gorila ih!"
Menghembuskan nafasnya sabar, Jian lebih memilih kembali melanjutkan makannya. Berdebat dengan Jisella tak akan mudah untuk dimenangkan, apalagi gadis imut itu memiliki pawang yang bisa membantingnya kapan saja. Memilihmundur memang keputusan terbaik dan terselamat baginya.
Akhirnya, acara makan-makan itu berlanjut dengan khidmat. Hingga akhirnya, Ruby mulai mengeluarkan suaranya.
"Nanti dua temen gue mau ikut gabung, gapapa kan?" Tanyanya tak enak.
"Gapapa," Vino menjawab.
Yang lain pun ikut mengangguk menyetujui nya.
Ruby tersenyum manis. "Bentar lagi sampe," balasnya memberi tahu.
Semuanya kembali mengangguk atas pemberitahuan itu.
"Vino, Lala gak suka bawang daunnya. Buat Vino aja," Ucap gadis itu. Sendok yang berisi beberapa potong daun bawang itu mendarat tepat di mangkuk makanan Vino.
Vino mengangguk. "Gak suka?"
Gelengan cepat gadis itu tunjukan. "Gak enak tau!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Vino & Jisella [OPEN PO!]
Teen FictionOPEN PO dari 3 Juni-3 Juli!! Jisella, si gadis polos imut yang mampu membuat seorang Vino Darendra bertekuk lutut padanya. Kenyataan bahwa mereka ternyata teman semasa kecil membuat Jisella semakin masuk dalam lingkar kehidupan Vino. Dingin, kadang...