<37> Sakit

23.5K 2.1K 84
                                    


Happy Reading
🌻🌻🌻🌻

Tak ada hal lain selain melamun yang Vino lakukan sedari tadi. Pikirannya mengelana, memikirkan segala hal tentang Jisella—gadis yang sudah menjadi mantan kekasihnya itu.

Baru berpacaran dua bulan lebih saja mereka sudah putus, sesingkat itu?

Niatnya ingin selalu menempatkan Jisella sebagai kekasihnya seketika sirna kala gadis itu mengatakan kalimat yang mampu membuat hatinya terus termenung. Gadis itu membencinya. Apa karena rahasia nya itu? Atau karena bentakannya tadi? Atau mungkin juga karena hal lain. Ia tak mengetahuinya.

Siapa yang menyangka jika hubungannya dengan gadis itu akan berlangsung singkat. Mau bagaimana pun, rasa cinta Vino pada Jisella masih ada hingga saat ini, bahkan tak berkurang sama sekali setelah ungkapan benci gadis itu terlontar untuknya.

Namun yang ia pikirkan saat ini, apakah Jisella sudah tak mencintainya, hingga dengan mudah gadis itu mengatakan bahwasanya ia membenci Vino.

Jika Vino pikir lagi, mungkin Jisella memang sudah tak mencintainya lagi. Mengingat kebohongan dan perilaku kasarnya pada gadis itu, tentu bisa membuat luka mendalam dalam hati kecil Jisella.

"Payah banget gue," Vino memukul-mukul pelan bagian dahinya.

Suasana kamar terasa lebih dingin dari biasanya. AC dikamar ini tak menyala, namun tetap saja rasa dingin itu bisa membuat Vino cukup tersiksa.

Cowok itu pun langsung meraih selimutnya dan menutupi seluruh bagian tubuhnya dengan selimut tersebut. Apa hanya perasaannya saja? Tapi kenapa begitu dingin suhu udara malam ini, padahal kemarin malam tak sedingin ini. Vino pun masih mampu menghidupkan AC-nya, karena ia memang tipe orang yang akan susah tidur jika AC tidak menyala. Namun malam ini berbeda, hawa dingin terasa begitu mencekamnya.

Tanpa permisi, keringat cowok itu mengalir dari dahi hingga ke lehernya. Tubuh Vino bergerak gelisah. Cowok itu terus mencoba mencari posisi nyaman untuknya tidur, tapi setelah dicoba ia tak merasa ada posisi yang nyaman saat ini.

Antara dingin dan panas, kini mulai bercampur. Ingin melepas selimut, namun terasa begitu dingin dan sebaliknya, saat ia terus memakai selimut, keringatnya malah terus merengsek keluar .

"Gue payah!" Dalam keadaan seperti ini, cowok tampan itu masih mampu menyalahkan kandasnya hubungan antara ia dan Jisella.

Vino semakin mengeratkan genggaman pada selimut tersebut. Napasnya terus berderu tak beraturan.

"Vin?"

Vino & Jisella [OPEN PO!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang