chapter 8

116 18 1
                                    

  Intak menatap jiung yang seperti nya sedang memikir kan sesuatu..

'kenapa dia ngelamun?' pikir intak

'apa karena gue nolak ajakan dia waktu itu? Tapi kan itu udah lama! Lagian siapa juga yang mau jadi siren yang keberadaan nya tak pernah di anggap ada oleh banyak orang.. Apasih yang gue pikirin? Udah lah fokus aja!' pikir intak lagi.

Daniel melihat kearah intak.

"apa ada yang  mengganggu pikiran mu taghi? " tanya daniel

Intak pun langsung menatap daniel dan mengangkat bahu nya acuh.

"intaghi! Gue dateng kesini karena mau nolongin lo! Lo kalo punya masalah cerita aja sama gue!" ujar daniel

"niel! Udah lah lo fokus aja jalanin ni heli! Kalo nyungsep yang mati bukan cuma elu.. Gue sama jiung nanti ikutan mati!" ujar intak

"ckk.. Iya iya tuan besar!" ujar daniel sembari menatap intak kesal.

Jiung menatap intak, dia ingin menanyakan sesuatu tapi dia merasa itu bukan waktu yang tepat jadi jiung memilih untuk diam saja kali ini. Intak menatap jiung yang masih menatap nya...

"kenapa?" tanya intak, jiung pun terkejut lalu menggelengkan kepala nya pelan dan melirik kearah lain.

Intak mendekat kan diri pada jiung

"lo mau tanya suatu hal ?" tanya intak pelan, jiung pun membalik kan wajah nya menghadap intak.. Mata nya melotot karena jarak wajah nya dengan intak hanya berjarak 5 cm saja ,jantung nya saja berdetak lebih cepat sekarang.

'tampan' ujar jiung dalam hati.jiung pun menggeleng kan kepala nya.. Intak pun menjauh kan wajah nya..
Lalu mengangguk menanggapi gelengan jiung.

"daniel! Lo bocorin tentang pelayaran gue kan ke bokap gue?" tanya intak

"iya.. Kenapa emang masalah buat lo!" tanya daniel

"pasti lu di suruh bokap gue buat jemput gue yakan?" tanya intak lagi

"hmmm .. Apa lagi coba? Gue mana mau jemput lo ! Lo kan orang yang paling gak bisa ngehargain orang lain!" jawab daniel

"hahha.. Kaya yang gak tau gue aja.. Lo tau kan? Gue bakal ngehargai orang yang bisa ngehargai gue! " ujar intak seraya menatap tajam daniel

"hmm.. Terlalu naif " ujar daniel dengan fokus mengendarai helikopter

Jiung memperhatikan intak yang nampak kesal dengan daniel. 

'apa mereka musuhan?' pikir jiung

Helikopter pun mulai turun di sebuah  lapangan luas disana ada seorang pria paruh baya yang sedang duduk menunggu helikopter turun.. Intak,jiung dan juga daniel pun turun.. Dan mendekati pria baruh baya itu.

Bughhhh.. Bughhh

Tanpa aba aba pria paruh baya itu memukul intak ,jiung terkejut.. Melihat intak tiba tiba di pukul.. Intak jatuh tersungkur di hadapan jiung.

"anak bodoh!!" ujar pria paruh baya itu, intak menatap pria itu malas

"apa rencana mu?! Kau ingin menggagal kan rencana ayah?" tanya pria itu, jiung pun terkejut saat pria itu mengatakan ayah.

"rencana apa? Aku hampir mati mana bisa membuat rencana!" ujar intak datar

"kau berpura pura?" tanya ayah serius, intak pun tersenyum kesal

"apa kah kau tidak bisa ? Mempercayai anak mu sendiri? Ayah?!" tanya intak ,ayah terdiam

"kau lebih mempercayai orang lain dari pada darah daging mu sendiri" ujar intak seraya pergi dengan membawa jiung pergi dari hadapan ayah nya.

siren Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang