스물 셋

1.8K 235 23
                                    

"Jadi sekarang yang harus kita persiapkan.." kata Jeno mulai membicarakan rencananya

"Pertama, kita harus menyiapkan tas dan buku palsu jaemin di kelas, ketika mereka sudah memakan umpannya, mereka pasti akan melakukan hal itu lagi, menyobek buku-buku jaemin"

"Lalu yang kedua, jaemin harus membalas omongan mereka dengan sengaja agar mereka kesal, lalu berlari lah ke kamar mandi. Lalu haechan akan membantu Jaemin melarikan diri dari jendela kamar mandi"

"Mereka sudah pasti akan memulai penindasan pada bilik toilet yang sudah kita persiapkan, berpikir bahwa jaemin ada disitu, lalu tinggal kita rekam kejadian itu dan pasang speaker suara jaemin menangis supaya lebih seru, HAHAHA, bagaimana?" jelas Jeno panjang lebar dengan senyuman licik yang selalu menghiasi wajahnya

"Mereka sudah pasti akan memulai penindasan pada bilik toilet yang sudah kita persiapkan, berpikir bahwa jaemin ada disitu, lalu tinggal kita rekam kejadian itu dan pasang speaker suara jaemin menangis supaya lebih seru, HAHAHA, bagaimana?" jelas ...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tapi apa itu tidak berbahaya, Jen? Membiarkan Jaemin menghadapi mereka?" tanya Haechan mengkhawatirkan jaemin

"Tenang saja, ini tidak berbahaya fullsun, semua sudah diatur dengan baik"

"Aku tidak apa-apa kok haechan" kata jaemin sambil tersenyum hangat

Mereka sekarang sedang bersembunyi dibawah meja guru yang berada didepan kelas, menunggu target mereka untuk memakan umpan yang mereka buat. Suara langkah kaki memasuki kelas membuat ketiganya menajamkan pendengarannya. Tak lama terdengar suara robekan kertas. Mereka mengintip, berharap lee naeun yang menampakkan diri tapi harapan mereka kandas ketika mereka melihat bukanlah sosok wanita yang melakukan itu. Haechan tak bisa menahan diri dan langsung keluar dari persembunyiannya,

"KAU! SIAPA KAU!" teriak haechan

'ahh fullsun, kenapa sumbunya pendek sekali, sih' gerutu Jeno di pikirannya

"ZHONG CHENLE?!?"

"Apa-apaan kau ini? bagaimana bisa kau melakukan itu!" bentak haechan yang sudah menghambur dan menarik kerah chenle

"Bu-bukan begitu. Ini juga bukan kemauanku" kata Chenle sambil berusaha melepaskan cengkeraman haechan dikerahnya

"Na-Naeun yang menyuruhku, jadi a-aku mau tak mau.." lirih chenle

Haechan mulai melepaskan cengkeramannya dari kerah chenle, sedang Jeno dan Jaemin sudah keluar dari persembunyiannya, menunggu penjelasan chenle

"Naeun suka melihat reaksi orang-orang yang dia bully, tapi hal-hal buruk seperti ini, dia selalu menyuruhku. Dia tidak pernah mau mengotori tangannya sendiri dengan hal seperti ini. Seperti itulah dia" kata Chenle yang sudah terduduk disebuah kursi dengan Jeno Haechan dan Jaemin yang mengelilinginya.

"Lalu kenapa kau melakukan itu? Kenapa kau tidak menolak? Kau bisa berkata pa-" perkataan Jeno terpotong ketika chenle berteriak dengan sorot mata tertekan

"JIKA AKU BISA DENGAN LANTANG MENGATAKAN ITU, AKU PASTI TIDAK AKAN MENDERITA SEPERTI INI!"

"JIKA AKU BISA DENGAN LANTANG MENGATAKAN ITU, AKU PASTI TIDAK AKAN MENDERITA SEPERTI INI!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Four Leaf CloverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang