32

1.8K 128 72
                                    

"Aku.... Mau kita cerai"

Efan yang terkejut seketika langsung berdiri dengan wajah memerah.

"Nggak! Apa-apaan kamu. Cerai? Kamu pikir itu hal sepele?"ucap Efan dengan murka

"Kamu pikir, dengan kamu berduaan sama Zahra, ketawa sama dia adalah hal sepele buat aku? Jadi aku harus bisa selalu maklumi kamu sampe akhir hayat aku? Iya?" jawab Qila

sudah tidak ada lagi panggilan Kakak keluar dari mulut Qila. Ia sudah lelah dengan semuanya. Emosi sudah menyelimuti dirinya.

"Kita bisa bicarakan ini baik-baik Qila. Di dunia militer, perceraian itu nggak mudah"kata Efan mencoba untuk tenang

Qila tau hal itu, memang tidak lah mudah untuk bercerai dalam dunia militer. Hal itu yang ia jaga agar tidak pernah sampai terjadi dengan rumah tangganya, tapi apa boleh buat, hatinya sudah tidak kuat dengan apa yang terjadi ini.

"Aku tau, tapi bukan berarti kita gak bisa cerai, aku yang akan urus. Dan tenang saja, itu gak akan mempengaruhi kerjaan kamu"balas Qila

Tampak Efan yang menghela nafas panjang saat Qila sudah selesai bicara.

"Qila, kamu jangan gegabah, aku janji akan berubah, aku janji. Tolong kasih aku kesempatan sekali lagi"mohon Efan

"Tolong hargai keputusan aku. Kalau kamu memang gak bisa menghargai kehadiran aku, paling tidak kamu bisa hargai keputusan aku"tegas Qila

Qila nggak mau merasakan hal yang sakit untuk kedua kalinya. Tidak ada yang bisa menjamin kalau Efan tidak akan mengulanginya. Jadi Qila rasa ia sudah menggambil keputusan yang benar.

"Dan seperti yang aku bilang, masalah orang tua biar aku yang urus"ucap Qila sebelum meninggalkan Efan yang masih berdiri kaku di sana.

***

Qila pergi kerumah sakit untuk melihat keadaan Zahra. Ia tau Zahra juga korban disini. Jadi ia tidak bisa menyalahkan Zahra atas apa yang telah menimpa rumah tangganya.

Ceklek

Dapat Qila lihat bahwa Zahra masih belum sadar juga. Ia hanya bernuat sebentar disana, karena ia harus membersihkan apart yang ia punya sedari kuliah. Ia memutuskan untuk tinggal disana mulai sekarang.

Dirasa sudah puas melihat kondisi Zahra yang sepertinya sudah membaik, Qila pun beranjak untuk pergi.

Hap

Ada yang memegang tangan Qila dari arah belakang.

"Qila, bisa kita bicara?"

Ya, Zahra lah yang ternyata memegang tangannya tadi.

"Loh, Zahra kamu sudah siuman? Tunggu ya aku panggil dokter nya kamu dulu"ucap Qila cepat

Namun, lagi-lagi tangannya dipengang oleh Zahra.

"Aku udah sadar dari tadi, dokternya juga sudah tau kok. Sekarang aku cuman mau ngomong sama kamu"ucap Zahra sembari berusaha duduk

Qila dengan sigap mebantu Zahra yang terlihat kesusahan untuk bangkit.

"Kamu... Kenal sama Efan?"tanya Zahra setelah berhasil duduk

Qila diam tidak menjawab apapun, tapi bagi Zahra itu sudah menjadi jawaban.

"Tadi pas aku udah sadar, aku tanya sama dokternya siapa yang udah bawa aku kesini, trs dia kasih kartu nama kamu, katanya juga itu orang yang udah bawa aku kesini... "Zahra berhenti sejenak sebelum menjutkan kalimat selanjutnya

"...dan juga orang itu lah yang sudah bawa keluarga aku. Dan ternyata orang itu Efan. Tapi kok kamu bjsa tau ya hubungan aku sama Efan? Sampe kamu bisa hubungin dia biar datang kesini" kata Zahra panjang lebar

Deg...

'Hubungan' hati ini rasanya sudah hancur berkeping-keping mendengarnya. Walau Qila sudah tau, tapi ia masih tidak bisa menerimanya dengan lapang dada

"Tentu aja aku tau, aku pernah ketemu dia waktu dirumah sakit, dia bilang dia pacar kamu" jawab Qila dengan mencoba trs tersenyum

"Oalah... Gitu yah"kata Zahra sambil mengangguk angguk kan kepalanya

Bohong. Lagi-lagi Qila harus berbohong. Ia tau kalau ini salah, tapi ia juga tak mau orang lain merasakan hal yang sama dengannya. Ini juga merupakan salah satu alasan mengapa ia teguh ingin bercerai. Agar mereka berdua bisa bahagia tanpa ada dirinya sebgai penghalang.


Hai para readers....
Berjumpa lagi ya dengan author.....

Gimana menurut kalian, seru gak ceritanya?

Kalo boleh author tau, kenapa kalian bisa suka sama cerita ini?

Oh iya auhtor juga mau nanya nihhh...
Kalo tentang End nya, kalian mau nya gemana? Author kasih pilihan nih.... Sad ending, happy ending or happy ending tapi bahagia masing - masing gitu antara si Qila dan Efannya.

Oh iya ada gak nih yanh mendukung agar Efan dapat kesempatan sekali lagi untuk bersama Qila?

Jadi jangan lupa untuk vote and coment nya yaaa

Byeee~~~

Tentara I Love UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang